Di dunia maya, tersebutlah negara-negara kerajaan yang bernama YouTube, Facebook, Instagram, Twitter, dll., dibawah kekuasaan sang raja yang bernama “Konten.”
Lalu siapa rakyatnya? Kalau tuhannya saya tahu, yaitu para pembuat konten. Para content creator itulah, sebagai tuhannya, yang bisa menciptakan raja yang baik atau raja yang buruk.
Apakah rakyatnya adalah para user sosial media itu? Sepertinya ‘iya,’ karena yang berkuasa di situ adalah para membersosial media tersebut a.k.a para penikmat konten. Tanpa rakyat, tak akan eksis yang namanya kerajaan, seperti halnya YouTube, Fecebook, Twitter dan lain-lain itu. Tanpa user, member, follower atau apapun namanya, mereka tidak akan mendapatkan uang sepeserpun dari pasar modal.
Jadi, konten yang disebut sebagai raja adalah konten yang mampu merebut hati rakyat, dan menarik banyak orang untuk pindah dari negara lain dan menetap di wilayah kerajaan tersebut. Jangan terbalik, dimana dia harus di elu-elukan karena dia seorang raja. Anda sebagai content creator memang punya hak berkreasi seperti apapun, sebagus apapun (menurut Anda), dan sang rakyat (social media end user) juga punya hak untuk menyukai atau tidak menyukai, menekan tombol like 0r dislike. Konten apapun yang Anda buat, seharusnya bermanfaat bagi banyak orang. Layaknya seorang raja yang disukai, dikagumi, dan memberi banyak kebaikan bagi rakyatnya.