Sinektika
Bangkitlah Indonesia sekarang juga, jangan tunggu vaksin
Elshinta
Minggu, 17 Mei 2020 - 14:00 WIB | Penulis : Administrator
Bangkitlah Indonesia sekarang juga, jangan tunggu vaksin
Nama :
Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
Profesi :
Mantan Menteri Kesehatan RI

Meski berada di dalam penjara, namun Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap aktif menyampaikan pemikirannya, terlebih di tengah wabah pandemi Covid-19 yang masih melanda Tanah Air. 

Di dalam Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Siti Fadilah Supari menulis surat meski bukan dirinya yang menulis tapi teman napi sekamarnya.  Surat tersebut kemudian ditandatangani Siti, dan agar lebih jelas diketik ulang di luar penjara.

Berikut isi lengkap surat Siti Fadilah Supari yang dibuat tanggal 16 Mei 2020. 

Pak Jokowi telah menetapkan agar melonggarkan PSBB, dengan maksud agar bangsa ini secara bertahap mampu mengembalikan kegiatan sosial dan membangun perekonomian Indonesia pulih kembali.

Seperti yang kita saksikan seluruh dunia terpuruk. Meski negara adidaya seperti Amerika pun menderita, bahkan kasusnya terbanyak di dunia dan kematiannya pun sangat banyak. Pergerakan ekonomi dan perdagangan terhenti.  

Di Eropa pun demikian juga korbannya juga cukup banyak. Apalagi  khusus di negara Italia sangat parah boleh dikatakan terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Saat ini, mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini untuk memulai kehidupannya lagi. 

Namun Bill Gates mengatakan bahwa yang mampu  menghentikan wabah covid hanyalah vaksin corona. Dimana dia sangat yakin vaksin unggulannya akan siap 18 bulan kedepan. Bill Gates juga menekankan kalau pun wabah corona ini berhenti, belum tentu kalian bisa kembali seperti dulu lagi (??) Mngkin dia mengacu ketika spanish flu 1918 selesai. Terjadi perubahan peradaban yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Anthony Fauci mengatakan awas kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya pasti akan mengalami perburukan penularan coivid dan wabah akan lebih dahsyat lagi.

Sedangkan WHO menyatakan tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021.

Dr David Nabarro seorang professor dari global health di Imperial College London dan sekarang sebagai special envoy WHO untuk covid 19. Mengatakan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk corona. Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya contohnya HIV AID, Dengue. Maka kita harus bisa hidup berdamai dengan corona.

Menurut saya andaikan vaksin dari Bill Gates dkk  benar siap kita harus ingat ketika Ejikman melakukan sequencing virus strain Indonesia ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan ujicoba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia. 

Kita harus hati-hati disini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di Indonesia maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)

Kalau kita melihat negara Tiongkok, Wuhan telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona, dengan tanpa vaksin tapi menggunakan obat tradisional.

Tiongkok menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi corona dari awal, terus Lockdown dan kemudian corona terhenti setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali. Tidak perlu heran karena Tiongkok negara dengan azas otoritarian.

Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah corona ini desicion making sangat efektif , komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan. Dan ini hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara yang menganut azas demokrasi yang selalu ada pro kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak.

Tiongkok dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula. Bisa tuh.

Di samping itu kalau kita mendengarkan Bill Gates dkk yang sudah invest dananya di dalam bisnis vaksin dunia, mau tidak mau kita ya harus ikutin maunya mereka. Maka kita harus perpanjang PSBB diam saja di rumah. Ekonomi kita akan nungsep lebih dalam lagi sampai tahun 2021 berakhir?   

Apakah itu yang kita pilih? nunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikirlah saudaraku setanah air. 

Inget pendapat lain dari seorang expert yang bernama Dr Nabarro yang tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin mengatakan pendapat yang jujur seperti diatas, hidup berdamai dengan corona, tapi tetap waspada.

Kita harus berada diantara itu.
Kita harus mengukur diri kita sendiri dengan jujur ada di posisi mana kita berdiri? 
Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari corona. 
Sudah cukup kita diam di rumah sudah cukup kita tidak bekerja normal tidak sekolah seperti biasanya .
Sampai kapan kita harus mulai? 

Pak presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak.

Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi  tidak menguntungkan.

Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap.

Misal KRL tidak boleh jalan tadinya, oke sekarang boleh tapi isinya jangan 100% dulu, mungkin mulai dar 50% terus 70%  dulu dan seterusnya. Ini sudah betul.

Pergerakan warga adalah sumbu pergerakan ekonomi, setidaknya ekonomi rakyat yang harus nomer satu bangkit, kalau ekonomi rakyat bangkit pemerintah akan lebih ringan tugasnya dalam memenuhi social safety net nya. Mungkin sudah tidak akan diperlukan lagi.

Kalau pergerakan warga dibatasi terus bagaimana ekonomi bisa hidup lagi? Yang harus diingat adalah pergerakan warga tidak menimbulkan penyebaran corona lebih buruk.

Kita harus berjalan diantara pilar yang seimbang, pergerakan warga dengan cara yang sehat, hati-hati harus pakai masker, jarak satu meter dengan lainnya, dan tidak bersentuhan dan cuci tangan. Hidupkan lagi perilaku hidup bersih sehat. Ingat jangan terlalu takut penularan corona hanya lewat droplet (WHO), mestinya dengan masker cuci tangan dan berjarak sudah cukup.

Pihak pemerintah hendaknya menyediakan sarana swab test molecular base made in Indonesia berdasar virus strain Indonesia, karena lebih valid. BPPT sudah siap, mudahkan rakyat menjangkaunya.

Siapkan pula primer utk PCR di laboratorium, dengan basis virus strain Indonesia juga

Siapkan RS yang sudah ada menjadi lebih baik lagi, tingkatkan dan luaskan penelitian terapi plasma yang dirintis oleh Ejkman. Jadikan sebagai standar prosedur resmi untuk terapi penanganan corona di RS. Cukupkan ventilator dan dokter-dokter sudah lebih berpengalaman selama ini.

Jadi rakyat tenang harus sehat, boleh sakit tapi kalau sakit tidak akan mati (bisa sembuh).
Artinya sewaktu-waktu PSBB lagi tidak susah, anggap dinamika kehidupan jangan jadi beban .

Ada pengertian umum agar kita lebih yakin untuk lebih berani: (rakyat maupun petugas)

Bangsa kita  ini bangsa yang kuat menderita.
Bangsa kita  ini bangsa yang kaya sinar matahari, corona takut sinar matahari.
Bangsa ini makan empon-empon, sejak lahir corona tidak suka empon-empon.
Bangsa ini disuntik vaksin BCG ketika masih kecil. 
Ada penelitian dimana negara yg melaksanakan imunisasi BCG sejak lama korban corona hanya 1/6 dibanding dengan negara yang tidak pernah vaksinasi BCG.
Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi 
Kalau ekonomi menggeliat kita akan cepat hidup seperti dulu bahkan harus lebih baik dari dulu.

Bagaimana caranya Bangkit? 
Kita butuh revolusi berpikir , 

1. Pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.

2. Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Dan rakyat itu tulang punggung negara. Kalau rakyat lemah   ketahanan nasional juga lemah.

Saat ini sebagian dari mereka, tidak punya uang tidak punya kerja. Bahkan utk keperluan makan. Sebagian dari mereka yg mampu membagikan makanannya untuk mereka yang tidak mampu.

Politicall will pemerintah utk melindungi rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.

3. Kalau rakyat percaya penuh dengan pemerintah maka saya yakin untuk bangkit sekarangpun kita bisa, disana kita menang.

4. Jangan takut Hilangkan ketakutan kecemasan yang tidak perlu terhadap corona. Apa yang ditakuti? Kita bisa melalui dalam beberapa bulan ini dengan sangat lumayan. Angka-angka laporan Kemenkes tidak menunjukkan perburukan penularan. Hanya menunjukkan data kumulatif dari awal Maret 2020. Yang jelas  didalam laporan harian itu yang berhasil disembuhkan semakin banyak dan yang meninggal lebih sedikit . 

Kata WHO penularannya  eksponensial tapi kalau kita lihat pada kasus pertama yg diumumkan presiden waktu itu (ada dua orang perempuan). Setelah ditelusuri ODPnya yang positif ketularan hanya dua orang dari 80 orang. Padahal kebersamaan mereka tanpa masker cukup lama di ruangan itu .

Artinya hanya 2 dari 80 orang tertular. Hitungan kasar penularannya hanya 2.5%. Sekarang kita punya kira2 269 ribu ODP, (di laporan harian kemenkes) kalau itu diperiksa semua maka kita akan punya gambaran seperti apa penularannya. Jadi tidak perlu takut  tapi tetap "eling lan waspodo"

Eling itu inget masih dalam masa pandemi, dan waspodo itu harus tetap mengikuti protokol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah.

Setelah kita yakin, eling lan waspodo ayo kita bangkit untuk membangun kembali peradaban dengan menggerakkan kehidupan sosial  dan roda ekonomi .

Kata Xi Jinping, corona adalah perang. Bill Gates juga mengatakan ini seperti perang dunia kedua. Maka kita sekarang harus punya mindset perang -terhadap virus -terhadap ketakutan 
-terhadap keterpurukan -terhadap kebingungan .

Inget justru negara kita merdeka setelah perang dunia kedua

Maka dalam peperangan ini  kita harus berani mengambil resiko untuk menang.

Ayo kita bangkit sekarang juga bangsa Indonesia, gerakkan warga dengan cara yang sehat dan aman, untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat yang mandiri. Kita harus hidup yang lebih baik lagi.


Jakarta, 16 Mei 2020
Penjara Pondok Bambu

 

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Fenomena sosial dalam teori kritis Max Horkheimer sebagai kekuatan produktif Masyarakat Technology di lingkungan kampus
Senin, 26 Juni 2023 - 10:11 WIB
Hubungan sosial dalam kapitalis menjelajah di sektor pendidikan tingkat perguruan tinggi, ragam tekn...
Membangun ekonomi kreatif melalui sineas lokal
Jumat, 27 Mei 2022 - 13:19 WIB
Dalam bulan Mei 2022 ini, ada fenomena menarik dalam industri perfilman di Indonesia. Di waktu yang ...
Meningkatkan proses pembelajaran siswa melalui penilaian transformatif
Kamis, 21 Oktober 2021 - 13:45 WIB
Penilaian dan umpan balik berjalan beriringan karena keduanya mengarah pada titik temu penting yang ...
Memandang masalah sebagai proses spiritual
Rabu, 11 Agustus 2021 - 16:28 WIB
Sesungguhnya modal dasar untuk menjalani kehidupan ini adalah pada kerangka berpikir atau paradigma ...
Jika konten adalah raja, lalu siapa rakyatnya?
Rabu, 03 Maret 2021 - 23:46 WIB
Di dunia maya, tersebutlah negara-negara kerajaan yang bernama YouTube, Facebook, Instagram, Twitter...
Cerita Penyintas Covid-19: Bayu Hamzah, Jakarta
Rabu, 03 Februari 2021 - 11:33 WIB
Di penghujung tahun 2020, Covid-19 menyerang keluarga kami. Oktober - November 2020, drama Covid ...
Bangkitlah Indonesia sekarang juga, jangan tunggu vaksin
Minggu, 17 Mei 2020 - 14:00 WIB
Meski berada di dalam penjara, namun Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan di era Presiden S...

InfodariAnda (IdA)