Misi PBB temukan kemungkinan kuburan massal di Libya

Elshinta
Senin, 04 Juli 2022 - 23:55 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Misi PBB temukan kemungkinan kuburan massal di Libya
Arsip - Anggota biro orang hilang Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA) menggali kuburan massal di kota Tarhouna, Libya, 27 Oktober 2020. (ANTARA/Reuters/Ayman Al- sahili/as)

Elshinta.com - Sebuah misi bentukan PBB di Libya mengatakan pada Senin ada "kemungkinan kuburan massal" yang jumlahnya bisa mencapai 100 dan belum diselidiki di Tarhouna.

Sebelumnya, ratusan jenazah telah ditemukan di kota itu.

Misi Pencari Fakta (FFM) tersebut mendesak Tripoli untuk terus melakukan pencarian.

Laporan yang akan diserahkan kepada Dewan HAM PBB pekan ini menguraikan bahwa sebuah milisi yang digerakkan oleh tujuh orang bersaudara mengeksekusi dan memenjarakan ratusan orang pada 2016-2020.

Mereka terkadang mengurung orang-orang di dalam bangunan seperti oven yang disebut "kotak". Selama interogasi, bangunan itu dibuat panas.

Bukti penculikan, pembunuhan dan penyiksaan di Tarhouna oleh misi yang bekerja secara independen itu menjadi contoh paling mengerikan pelanggaran HAM selama masa pergolakan sejak penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011.

Di antara para korban adalah orang-orang penyandang disabilitas, perempuan dan anak-anak, menurut laporan sepanjang 51 halaman itu.

Berdasarkan kesaksian penduduk dan dua kunjungan ke lokasi, FFM menemukan "landasan yang masuk akal" bahwa milisi Kaniyat melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Mereka juga mengidentifikasi empat komandan yang terlibat langsung dalam kejahatan itu.

Pemerintah Libya sebelumnya menemukan 247 mayat di beberapa kuburan tunggal dan kuburan massal di Tarhouna, Libya barat. Banyak di antara korban masih mengenakan borgol dan penutup mata.

FFM menggunakan citra satelit untuk mengidentifikasi situs-situs baru, sebagian di antaranya menunjukkan adanya kerusakan pada tanah.

Namun kemungkinan masih banyak lagi, kata misi, seraya menyebut sebuah kuburan massal yang disebut "The Landfill" (tempat pembuangan sampah).

Baru sebagian kecil dari kuburan itu yang telah diselidiki.

"Menurut informasi orang dalam, kemungkinan masih ada 100 lagi kuburan massal yang belum ditemukan," tulis laporan itu.

Belum diketahui bagaimana temuan itu akan berdampak pada pemerintah Libya. Misi diplomatik negara itu di Jenewa tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Milisi Kaniyat pernah bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional yang berpusat di Tripoli tetapi kemudian bergabung dengan Tentara Nasional Libya yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, yang gagal menggulingkan pemerintah.

Milisi tersebut tidak lagi berkuasa di Tarhouna. Sebagian besar pemimpin Kaniyat yang masih bertahan diyakini telah melarikan diri ke wilayah timur Libya yang berada di bawah kendali Haftar.

Dalam kesimpulannya, FFM mendesak pemerintah Libya untuk terus mencari kuburan-kuburan itu. Mereka juga meminta mereka membentuk pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan internasional.

Namun, laporan itu juga menyebutkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam berkoordinasi di masa lalu.

Beberapa diplomat dan sumber-sumber di PBB mengatakan bahwa Libya dulu menyatakan keberatan untuk melanjutkan misi pencarian yang akan berakhir bulan ini.

Sebuah resolusi untuk melanjutkan investigasi hingga sembilan bulan berikutnya sedang dibahas oleh Dewan HAM PBB dan keputusannya diharapkan keluar pekan ini.

Sumber: Reuters

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
KRI Bima Suci jadi ajang promosi budaya Nusantara di Tunisia
Rabu, 06 September 2023 - 12:48 WIB

KRI Bima Suci jadi ajang promosi budaya Nusantara di Tunisia

Elshinta.com, Kapal layar Indonesia KRI Bima Suci, yang berlabuh di Tunisia pada 2-5 September, di...
Warga Jepang nikmati keindahan seni budaya Bali di ajang Enoshima Bali Sunset 2023
Selasa, 05 September 2023 - 17:11 WIB

Warga Jepang nikmati keindahan seni budaya Bali di ajang Enoshima Bali Sunset 2023

Elshinta.com, Nuansa dan ragam seni budaya Bali hadir di ajang Enoshima Bali Sunset di Pulau Enoshim...
Indonesia dan Singapura perkuat kerja sama riset dan ekonomi digital
Selasa, 05 September 2023 - 12:10 WIB

Indonesia dan Singapura perkuat kerja sama riset dan ekonomi digital

Elshinta.com, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa banyak kisah sukses dalam pengel...
Menlu Indonesia-Peru bahas kerja sama bilateral dan kawasan
Selasa, 05 September 2023 - 09:15 WIB

Menlu Indonesia-Peru bahas kerja sama bilateral dan kawasan

Elshinta.com, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu Menlu Peru Cecilia Gervasi Diaz di...
Tari Saman pentas perdana di Enoshima Bali Sunset
Minggu, 03 September 2023 - 23:51 WIB

Tari Saman pentas perdana di Enoshima Bali Sunset

Elshinta.com, Tari Saman dari Aceh pentas perdana dalam ajang tahunan Enoshima Bali Sunset di Pulau ...
Media center KTT ke-43 ASEAN sajikan menu Nusantara
Minggu, 03 September 2023 - 07:59 WIB

Media center KTT ke-43 ASEAN sajikan menu Nusantara

Elshinta.com, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informati...
Rusia mulai kirim biji-bijian gratis ke Afrika
Minggu, 03 September 2023 - 06:33 WIB

Rusia mulai kirim biji-bijian gratis ke Afrika

Elshinta.com, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Jumat (1/9) bahwa Moskow telah...
Mahfud sebut Korsel perpanjang kontrak TKI dan perbanyak beasiswa pelajar
Sabtu, 02 September 2023 - 23:09 WIB

Mahfud sebut Korsel perpanjang kontrak TKI dan perbanyak beasiswa pelajar

Elshinta.com, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan bahwa Ko...
Prancis akan tegas tegakkan larangan pakai abaya di sekolah
Sabtu, 02 September 2023 - 14:39 WIB

Prancis akan tegas tegakkan larangan pakai abaya di sekolah

Elshinta.com, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat (1/9) menegaskan bahwa pemerintahnya tidak...
Rusia tuding pemenang hadiah Nobel Dmitry Muratov `agen asing`
Sabtu, 02 September 2023 - 13:14 WIB

Rusia tuding pemenang hadiah Nobel Dmitry Muratov `agen asing`

Elshinta.com, Kementerian Kehakiman Rusia pada Jumat (1/9) menjuluki Dmitry Muratov, yang merupakan ...

InfodariAnda (IdA)