Elshinta.com - Salah satu kuliner khas Majalengka Utara yaitu `Pedesan Entog` kini sudah menjadi menu makanan favorit masyarakat luas di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Kuliner berbahan dasar unggas jenis mentok ini merupakan olahan makanan berkuah dengan cita rasa pedas dari cabai sehingga dalam bahasa Sunda disebut Pedesan Entog.
Jika selama ini Pedesan Entog identik dengan jenis makanan berkuah, di salah satu rumah makan di Majalengka Kota ada yang berbeda, di rumah makan ini Pedesan Entog justru disajikan tanpa kuah alias kering dengan bumbu Pedesan yang melekat.
Adalah Rumah Makan Cak Nuv, rumah makan yang selama ini dikenal dengan kuliner khas Madura yaitu Bebek Bumbu Hitam, kini merambah dengan membuka kuliner menu-menu Sunda salah satunya adalah Pedesan Entog.
"Pedesan Entog ini resepnya dari istri, karena dia orang Sunda. Namun ide awal untuk membuat Pedesan Entog tanpa kuah, karena kami ingin punya style atau karakter yang berbeda," ungkap Ahmad Nuvi Maulidina atau dikenal dengan Cak Nuv kepada Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Senin (4/7).
Nuvi menjelaskan, pelanggan Pedesan Entog di rumah makannya kini semakin meningkat, karena rasanya sudah cukup familiar bagi lidah orang Sunda, meskipun Pedesan Entog yang disajikan tanpa kuah namun Nuvi memastikan dagingnya cukup lembut dan bumbu pedesannya jauh lebih meresap.
"Sudah ada kenaikan pelanggan, ini karena sudah tidak asing bagi orang Majalengka, Sehingga saat ini kita membutuhkan daging Entog sekitar 10 Kg sampai dengan 30 Kg, dalam sehari," terangnya.
Diakuinya, saat membuka menu baru Pedesan Entog berbumbu kering, tak ada kendala dalam mencari bahan baku dan jauh lebih mudah dibanding bebek yang harus mencari ke berbagai daerah.
"Karena keinginan saya juga mengangkat kuliner khas Majalengka, jadi disini ada Pedesan Entog, Beunteur, Sambel Dadak dan lainnya.' ujar Nuvi seraya menyebut kini telah memiliki 15 karyawan yang membantu rumah makannya yang berlokasi di Jl. Pemuda Majalengka kulon jalur Taman Dirgantara tersebut.
Salah satu konsumen Wati asal Panyingkiran, mengaku baru menemukan Pedesan Entog tanpa kuah, namun kata dia justru bumbunya sangat meresap dan bisa dimakan tanpa harus menggunakan sendok.
"Justru rasanya jauh lebih enak dibanding yang berkuah, bumbunya sangat meresap ke dalam daging, dan dagingnya lembut ngga alot, ini satu-satunya kali ya di Majalengka Pedesan Entog bumbunya kering," katanya.