Elshinta.com Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mematangkan persiapan ritual puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) yang tinggal sepekan lagi. Khusus di Mina, PPIH akan menempatkan sejumlah petugas yang berjaga di tiap lantai tempat melempar jumrah (Jamarat).
Pengerahan petugas di lantai Jamarat ini penting untuk mengantisipasi jamaah Indonesia mengalami hal-hal yang tak diinginkan. Kepala Satuan Tugas Mina Amin Handoyo mengatakan, Jamarat memiliki banyak titik rawan. Di antara yang kemungkinan dialami jamaah adalah kebingungan mencari arah kembali ke tenda atau jalan pulang. Selain itu, prosesi melempar jumrah membutuhkan aktivitas fisik yang besar. Untuk untuk petugas kesehatan juga akan disiagakan di jamarat nanti.
“Makanya setiap lantai kita siapkan petugas di sana untuk arahkan jemaah agar tidak salah jalan dan pada jemaah yang mungkin sakit perlu mendapat pertolongan pertama, maka di sana sudah ada tim dari kesehatan dan tim dari kita linjam (perlindungan jamaah),” ujarnya.
Untuk melihat kesiapan di Jamarat, Satgas Mina, Jumat (1/7/2022) juga telah melakukan pengecekan di lapangan. Pengecekan ini, tandas Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah ini, dilakukan agar petugas menguasai medan lebih awal sebelum jamaah bertolak ke Mina pekan depan. Amin mengatakan petugas Daker Madinah yang akan bertugas di Mina sebanyak 308 orang. Satgas juga dibantu 113 petugas kesehatan dan sejumlah petugas dari Daker Mekkah.
Amin menjelaskan, Satgas Mina saat ini sudah menyiapkan petugas yang akan ditempatkan pada lima sektor dan beberapa pos serta beberapa titik lokasi memantau jemaah. "Sengaja saya bersama petugas Daker Madinah melakukan kunjungan lapangan dengan berjalan kaki supaya bisa kita rasakan bagaimana proses haji," ujarnya.
Menurut Amin, selama di Mina, jemaah haji Indonesia melakukan aktivitas jalan cukup jauh. Sebab jamaah akan berangkat dari tenda menuju Jamarat dan kembali lagi ke jamarat dengan jarak hingga sekitar 3 kilometer. "Untuk itu, mobilisasi jemaah kita amankan jalan, jangan sampai jemaah itu salah jalan, di sana ada beberapa titik pos, kita stop. Di depan Muasim ini ada pos satu, jemaah ketika keluar (pemondokan) kita arahkan," ucap Amin.
Pengamanan juga dilakukan di sisi titik gunung sebelum pemotongan hewan. “Di titik ini kita stop jangan sampai ada yang ke sana karena pasti akan keluar tenda," tambahnya.
Sumber: Kemenag