Asisten: Trump berusaha rebut setir limosin, ikut kerusuhan di Capitol

Elshinta
Rabu, 29 Juni 2022 - 17:07 WIB | Editor : Calista Aziza | Sumber : Antara
Asisten: Trump berusaha rebut setir limosin, ikut kerusuhan di Capitol
Cassidy Hutchinson, ajudan mantan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows di era Donald Trump, disumpah untuk bersaksi dalam sidang dengar pendapat publik Komite Pemilihan DPR AS di Washington, Amerika Serikat pada 28 Juni 2022, untuk menyelidiki serangan 6 Januari 2022 di gedung Capitol. REUTERS/Evelyn Hockstein

Elshinta.com - Donald Trump berusaha merebut kemudi mobil limosin kepresidenan Amerika Serikat ketika pengawal menolak membawanya ke Capitol pada 6 Januari 2021, seorang petinggi Gedung Putih bersaksi pada Selasa (28/6). 

Pada hari itu, para pendukungnya sedang melakukan kerusuhan di gedung parlemen AS tersebut, setelah Trump mengatakan dia kalah pada pemilihan presiden 2020 karena dicurangi.

Trump, presiden saat itu, mengabaikan kekhawatiran bahwa beberapa pendukungnya membawa senapan AR-15.

Dia malah meminta aparat keamanan untuk berhenti memeriksa tamu dengan detektor agar kerumunan orang bertambah banyak, kata Cassidy Hutchinson, asisten Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows.

"Pindahkan alat itu; mereka di sini bukan untuk menyakiti saya," katanya, mengutip perintah Trump pagi itu.

Hutchinson mengungkapkan kejadian itu ketika bersaksi pada hari kelima sidang DPR untuk menyelidiki serangan di Capitol oleh para pendukung Trump.

Dia mengatakan perbincangan itu diceritakan kepada dirinya oleh Tony Ornato, pejabat senior Dinas Rahasia yang saat itu menjabat wakil kepala staf operasi Trump.

New York Times (NYT) dan NBC, yang mengutip sumber-sumber di Dinas Rahasia, melaporkan bahwa kepala keamanan Trump, Robert Engel, dan pengemudi limosin disiapkan untuk memberi kesaksian di bawah sumpah bahwa Trump tidak pernah berusaha merebut setir mobil itu.

Engel berada di ruangan yang sama ketika Ornato menceritakan hal itu, kata Hutchinson.

NYT dan CNN, yang mengutip sumber-sumber anonim, mengatakan bahwa Ornato juga membantah cerita itu dan siap memberikan kesaksian.

Sambil mengutip perbincangannya dengan Ornato, Hutchinson bersaksi bahwa Trump bertengkar dengan beberapa agen rahasia yang bersikeras agar sang presiden kembali ke Gedung Putih, bukan bergabung dengan para pendukungnya yang menyerbu Capitol.

Penyerbuan itu berlangsung ketika Kongres sedang bersidang untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden.

"Saya ini presiden. Antar saya ke Capitol sekarang," kata Hutchinson, mengutip perintah Trump yang marah.

Dia mengatakan Trump berusaha merebut kemudi dari kursi belakang mobil kepresidenan yang dilengkapi senjata berat itu dan menerjang seorang agen rahasia dengan marah.

Trump, yang berasal dari partai Republik, membantah informasi tentang tindakannya itu.

"Cerita palsunya (Hutchinson) bahwa saya mencoba merebut kemudi limosin Gedung Putih agar pergi ke Gedung Capitol, 'memuakkan' dan menyesatkan," kata Trump di Truth Social, aplikasi media sosial miliknya.

Dalam sebuah pernyataan, Dinas Rahasia mengatakan pihaknya sedang bekerja sama penuh dengan komite dan akan terus melakukannya.

"Kami mengetahui informasi baru yang diungkapkan pada sidang hari ini dan akan segera memberikan tanggapan secara formal dan terekam setelah mereka mengakomodasi kami," kata mereka.

Pengacara Hutchinson, Jody Hunt, menulis di Twitter bahwa kliennya telah "bersaksi, di bawah sumpah, dan menceritakan apa yang telah dikatakan kepadanya."

"Mereka yang juga mengetahui tentang hal itu seharusnya juga bersaksi di bawah sumpah," kata Hunt.

Puluhan pengadilan, pejabat pemilihan dan reviu yang dibuat oleh pemerintahan Trump sendiri menolak berbagai tuduhan curang yang dilontarkannya.

Di antara tuduhan Trump itu adalah bahwa sebuah perusahaan keamanan Italia dan mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez telah mengganggu pemungutan suara.

Dalam serangan di Capitol itu, empat orang tewas, salah satunya akibat ditembak polisi dan lainnya oleh sebab alami.

Lebih dari 100 petugas polisi terluka, salah satunya meninggal pada hari berikutnya. Beberapa waktu kemudian, empat petugas meninggal karena bunuh diri.

Di akhir kesaksian selama dua jam, anggota DPR Liz Cheney, salah satu dari dua wakil Republik di panel penyelidikan yang beranggotakan sembilan orang itu, menunjukkan dugaan bukti adanya upaya merusak kesaksian dan menghalangi keadilan.

Dia memperlihatkan pesan-pesan kepada sejumlah saksi yang tak disebut namanya, yang memberitahukan mereka bahwa seseorang tak dikenal akan mengawasi kesaksian dengan cermat dan menuntut kesetiaan mereka.

Anggota DPR dari Republik, Mick Mulvaney, yang bertugas sebagai kepala staf sebelum Meadow di era Trump, mencuit:

"Ada pepatah lama: kejahatan yang terbongkar, lebih buruk daripada kejahatan itu sendiri. Semua jadi sangat buruk bagi mantan Presiden itu hari ini. Dugaan saya, dari sini akan menjadi semakin buruk," cuit anggota DPR dari Republik, Mick Mulvaney, yang juga mantan kepala staf di era Trump, lewat Twitter.

Hutchinson mengatakan kepada komite bahwa Meadows dan mantan pengacara Trump, Rudy Giuliani, telah meminta pengampunan dari Trump.

Kepada radio WSYR di Syracuse, New York, pada Selasa Giuliani membantah telah meminta pengampunan dari Trump.

Sidang pada Selasa adalah sidang pertama yang menghadirkan para mantan petinggi Gedung Putih untuk bersaksi secara langsung.

Ketika berbicara dengan suara pelan tetapi meyakinkan, Hutchinson, 26 tahun, menceritakan kepanikan pejabat-pejabat Gedung Putih. 

Para pejabat Gedung Putih saat itu khawatir bahwa Trump akan bergabung dengan para pendukungnya di Capitol untuk memburu Wapres Mike Pence, Ketua DPR Nancy Pelosi, dan anggota-anggota DPR lain yang mengesahkan kemenangan Biden.

Kekhawatiran mereka terutama pada kemungkinan adanya tuntutan hukum yang bisa menjerat Trump dan lainnya.

"Kita bisa dituntut dengan setiap kejahatan yang bisa dibayangkan," kata Hutchinson. Ia mengutip perkataan penasihat Gedung Putih Pat Cipollone kepadanya jika Trump mendatangi Capitol pada 6 Januari 2021.

Hutchinson juga bersaksi bahwa Giuliani mengatakan pada hari itu, "Kita akan berangkat ke Capitol, itu akan jadi luar biasa. Presiden akan berada di sana: dia akan terlihat berkuasa."

"Itulah kali pertama saya merasa takut dan cemas dengan apa yang bisa terjadi pada 6 Januari," kata Hutchinson kepada komite.

Sidang bulan ini menampilkan rekaman video kesaksian dari sejumlah figur, seperti putri sulung Trump, Ivanka Trump, dan mantan jaksa agung Bill Barr.

Sebelum mengundurkan diri, Barr mengatakan dalam wawancara dengan Associated Press bahwa tidak ada bukti kecurangan dalam pemilihan presiden.

Pernyataan itu membuat Trump murka, sampai-sampai dia melempar makan siangnya ke dinding Gedung Putih, memecahkan piring porselen dan saus menetes dari dinding itu, menurut kesaksian Kayleigh McEnany, sekretaris pers Gedung Putih saat itu.

Hutchinson mengatakan kepada komite bahwa bukan hal yang aneh jika Trump melempar makanan ketika marah.

"Ada beberapa kali selama saya bertugas bersama kepala staf bahwa saya tahu dia melempar piring atau membalik taplak agar semua benda yang ada di atas meja jatuh ke lantai dan berhamburan ke mana-mana," kata dia.

Sumber: Reuters

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
AS ingatkan Korut agar jangan jual senjata kepada Rusia
Rabu, 06 September 2023 - 13:27 WIB

AS ingatkan Korut agar jangan jual senjata kepada Rusia

Elshinta.com, Amerika Serikat memperingkatkan Korea Utara agar tidak menjual senjata kepada Rusia.
AS tegaskan kembali dukungan terhadap pelepasan air olahan Jepang
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 16:07 WIB

AS tegaskan kembali dukungan terhadap pelepasan air olahan Jepang

Elshinta.com, Amerika Serikat (AS), Jumat (25/8), menegaskan kembali dukungannya terhadap pelepasan ...
Deplu AS sebut belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut
Kamis, 03 Agustus 2023 - 12:49 WIB

Deplu AS sebut belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut

Elshinta.com, Korea Utara belum memberikan tanggapan yang berarti terhadap permintaan dari Komando P...
AS waspadai gelombang panas berbahaya dan banjir
Sabtu, 29 Juli 2023 - 18:26 WIB

AS waspadai gelombang panas berbahaya dan banjir

Elshinta.com, Gelombang panas berbahaya akan terus melanda wilayah Pantai Timur dan dataran tengah A...
AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber
Kamis, 20 Juli 2023 - 13:22 WIB

AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber

Elshinta.com, Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan kejahatan siber yang dilakukan pelaku dari...
Kadin kenalkan budaya Sultra di Lotus Festival Amerika Serikat
Selasa, 18 Juli 2023 - 08:07 WIB

Kadin kenalkan budaya Sultra di Lotus Festival Amerika Serikat

Elshinta.com, Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Sulawesi Tenggara (Sultra) mengenalkan budaya Bum...
Badan Cuaca AS sebut 37 juta penduduk hadapi cuaca panas berbahaya
Rabu, 12 Juli 2023 - 13:06 WIB

Badan Cuaca AS sebut 37 juta penduduk hadapi cuaca panas berbahaya

Elshinta.com, Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat pada Selasa memperkirakan sekitar 37 juta pendudu...
Blinken akan angkat isu Korut di Forum ASEAN
Sabtu, 08 Juli 2023 - 13:18 WIB

Blinken akan angkat isu Korut di Forum ASEAN

Elshinta.com, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam Forum Kawasan ASEAN (ARF...
Biden kembali serukan reformasi senjata pada Hari Kemerdekaan AS
Rabu, 05 Juli 2023 - 13:31 WIB

Biden kembali serukan reformasi senjata pada Hari Kemerdekaan AS

Elshinta.com, Presiden AS Joe Biden meminta anggota parlemen dari Partai Republik di Kongres untuk m...
Media AS siarkan rekaman suara Trump yang memiliki dokumen rahasia
Selasa, 27 Juni 2023 - 20:45 WIB

Media AS siarkan rekaman suara Trump yang memiliki dokumen rahasia

Elshinta.com, Media Amerika Serikat pada Senin menyiarkan rekaman suara yang memperdengarkan mantan ...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi