Presiden Jokowi sebut rakyat negara berkembang terancam kelaparan

Elshinta
Selasa, 28 Juni 2022 - 15:14 WIB | Editor : Calista Aziza | Sumber : Antara
Presiden Jokowi sebut rakyat negara berkembang terancam kelaparan
Presiden Joko Widodo dalam sesi kedua KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6/2022) waktu setempat. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Elshinta.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa ratusan juta rakyat di negara berkembang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan akibat krisis pangan yang timbul sebagai dampak perang.

Hal itu dikatakan Presiden dalam sesi kedua KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6) waktu setempat, di mana Presiden Jokowi memfokuskan isu pangan pada pernyataannya.

"Presiden antara lain menyampaikan bahwa rakyat di negara berkembang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diberikan secara virtual melalui akun YouTube dan disaksikan dari Jakarta, Selasa.

Menlu Retno Marsudi mengatakan Presiden Jokowi dalam pernyataannya mencatat ada 323 juta orang pada 2022 menghadapi kerawanan pangan akut, berdasarkan data dari UN World Food Programme.

Padahal pangan merupakan permasalahan hak asasi manusia yang paling mendasar, kata Presiden Jokowi. Perempuan dan keluarga miskin menjadi pihak yang paling terkena dampaknya akibat kekurangan pangan.

Oleh karena itu, Presiden meminta negara-negara G7 dan G20 dapat berupaya bersama dalam mengatasi krisis pangan.

"Di akhir sambutannya di sesi kedua, Presiden menegaskan bahwa (negara) G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini mulai sekarang," kata Menlu Retno.

Selain menghadiri KTT G7 sebagai partner countries, Presiden Jokowi juga melakukan sekitar sembilan pertemuan bilateral dengan pimpinan negara diantaranya India, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris, Jepang, Uni Eropa, serta pejabat IMF.

Isu terkait rantai pasok pangan dunia pun tidak luput dibahas oleh Presiden Jokowi di hampir semua pertemuan bilateral itu.

Menurut Kepala Negara, dunia tidak memiliki waktu yang panjang untuk menyelesaikan gangguan rantai pasok pangan yang disebabkan dari kelangkaan dan kenaikan harga komoditas pangan serta pupuk.

Dalam sejumlah pertemuan bilateral itu, Presiden Jokowi sangat jelas membawa suara negara-negara berkembang, sebagai yang paling terdampak krisis pangan dari perang di Ukraina.

"Jika dunia tidak bersatu untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka yang paling merasakan dampaknya adalah ratusan juta atau bahkan miliaran penduduk negara berkembang," kata Presiden Jokowi seperti dikutip Menlu Retno Marsudi.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
 Guyub rukun pedagang kuliner TVJ Kota Magelang bersih-bersih shelter
Rabu, 06 September 2023 - 21:57 WIB

Guyub rukun pedagang kuliner TVJ Kota Magelang bersih-bersih shelter

Elshinta.com, Para pedagang Tuin Van Java (TVJ) memanfaatkan hari libur dengan membersihkan shelter ...
Rupiah melemah, analis sebut karena pasar khawatir prospek ekonomi global
Rabu, 06 September 2023 - 18:06 WIB

Rupiah melemah, analis sebut karena pasar khawatir prospek ekonomi global

Elshinta.com, Analis pasar uang dari Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah d...
Rupiah pada Rabu pagi melemah jadi Rp15.318 per dolar AS
Rabu, 06 September 2023 - 11:18 WIB

Rupiah pada Rabu pagi melemah jadi Rp15.318 per dolar AS

Elshinta.com, Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi mel...
IHSG Rabu dibuka menguat 8,39 poin
Rabu, 06 September 2023 - 11:05 WIB

IHSG Rabu dibuka menguat 8,39 poin

Elshinta.com, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka me...
OJK telah adakan 1.638 kegiatan edukasi keuangan hingga Agustus 2023
Rabu, 06 September 2023 - 10:37 WIB

OJK telah adakan 1.638 kegiatan edukasi keuangan hingga Agustus 2023

Elshinta.com, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pihaknya telah melaksanakan 1.638 kegiatan ed...
UI dampingi UMKM dalam pembuatan laporan keuangan
Rabu, 06 September 2023 - 10:13 WIB

UI dampingi UMKM dalam pembuatan laporan keuangan

Elshinta.com, Mahasiswa Vokasi Program Studi (Prodi) Akuntansi Pendidikan Vokasi Universitas Indones...
PBB alokasikan 125 juta dolar bantuan untuk 14 negara seluruh dunia
Rabu, 06 September 2023 - 09:45 WIB

PBB alokasikan 125 juta dolar bantuan untuk 14 negara seluruh dunia

Elshinta.com, Badan kemanusiaan PBB pada Selasa (5/9) mengatakan bahwa mereka mengalokasikan 125 jut...
Momen Hardikda, sejumlah siswa, guru dan sekolah terima penghargaan
Selasa, 05 September 2023 - 19:45 WIB

Momen Hardikda, sejumlah siswa, guru dan sekolah terima penghargaan

Elshinta.com, Sejumlah siswa, guru dan sekolah di Kabupaten Aceh Utara menerima penghargaan pada mom...
IHSG ditutup turun ikuti pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia
Selasa, 05 September 2023 - 18:56 WIB

IHSG ditutup turun ikuti pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia

Elshinta.com, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutu...
Rupiah melemah karena potensi The Fed pertahankan suku bunga tinggi
Selasa, 05 September 2023 - 18:45 WIB

Rupiah melemah karena potensi The Fed pertahankan suku bunga tinggi

Elshinta.com, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pelemahan rupiah dipe...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi