Disdik: Pola belajar Asmat tak bisa disamakan dengan anak pada umumnya

Elshinta
Rabu, 22 Juni 2022 - 20:59 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Disdik: Pola belajar Asmat tak bisa disamakan dengan anak pada umumnya
Potret anak Suku Asmat di Kampung Damen, Kabupaten Asmat, Papua yang mengenakan seragam merah putih (22/6/2022).(ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Elshinta.com - 

“Karena suka ikut bekerja orang tuanya, mereka jadi mandiri duluan. Biasa mencari uang sendiri untuk makan (selama ditinggal pergi orang tuanya),” kata Barbalina saat ditemui ANTARA di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Rabu.

Barbalina menuturkan anak-anak di Suku Asmat tidak suka berdiam diri lama di kelas. Kebiasaan itu terbentuk akibat sering mengikuti orang tua pergi bekerja di hutan untuk mencari gaharu (pohon dengan bau wangi yang khas).

Anak di Suku Asmat cenderung menyukai bermain dan belajar di ruang terbuka, ujarnya.

Menurut dia jika menggunakan metode pembelajaran secara umum yang mengharuskan siswa duduk tiga sampai empat jam di dalam kelas justru membuat anak cepat bosan dan lelah.

“Mereka lebih senang belajar di luar. Itu jadi kreasi guru untuk membawa mereka belajar keluar walaupun tentang macam-macam pelajaran itu,” kata Barbalina.

Untuk lokasinya, anak-anak suka menghabiskan waktu di dekat sungai dengan memancing dan berenang bersama.

Barbalina melanjutkan dikarenakan mengikuti pekerjaan orang tua dan jumlah PAUD di kampung tidak banyak, anak langsung duduk belajar di bangku sekolah dasar (SD) sehingga banyak yang tidak dapat membaca, menghitung dan menulis dengan baik.

Oleh karenanya, baik pemerintah daerah maupun kabupaten membuat lebih banyak kreasi dalam mengajar untuk meningkatkan minat baca anak. Seperti berdirinya perpustakaan di kampung serta membuat program 15 menit membaca sebelum masuk kelas.

“Ada juga kreasi guru untuk buat pojok membaca. Saya kemarin ke Akat ada beberapa sekolah memang sudah ada kreasi guru untuk minat membaca,” ujar dia.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat Robertus Kirwelakubun menyebutkan terdapat lebih dari 200 kampung di kabupaten itu, namun hanya ada sekitar 10 PAUD bagi anak-anak.

Total sekolah yang ada di Kabupaten Asmat sendiri berjumlah 136 untuk SD, SMP 19, lima SMA dan satu SMK. Dari kampung, anak harus melalui panjangnya sungai untuk bersekolah.

Robertus menambahkan walaupun anak ikut orang tuanya bekerja, tidak akan dikeluarkan dari sekolah karena seringkali anak akan hadir kembali ke kelas ketika jenuh ikut bekerja.

“Anak sudah dicatat sebagai siswa, nanti kalau bosan (bekerja) masuk sekolah lagi. Jadi kalau orang tua di kampung ya mereka di  kampung, kalau tidak ya mereka tidak ada,” kata Robertus.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
Tingkatkan budaya literasi, Polda Jateng bagikan 1.575 buku cerita  untuk anak-anak
Rabu, 06 September 2023 - 20:46 WIB

Tingkatkan budaya literasi, Polda Jateng bagikan 1.575 buku cerita  untuk anak-anak

Elshinta.com, Polda Jawa Tengah membagikan 1.575 buku tentang keagamaan, cerita rakyat dan konten e...
UM kukuhkan lima profesor lintas keilmuan   
Selasa, 05 September 2023 - 16:45 WIB

UM kukuhkan lima profesor lintas keilmuan   

Elshinta.com, Universitas Negeri Malang, Jawa Timur kembali mengukuhkan lima profesor di awal Septe...
Mahasiswa Pascasarjana STIE 66 Kendari studi pustaka tiga negara ASEAN
Selasa, 05 September 2023 - 11:40 WIB

Mahasiswa Pascasarjana STIE 66 Kendari studi pustaka tiga negara ASEAN

Elshinta.com, Sebanyak 38 mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen dari 70 mahasiswa Sekolah Tinggi...
Rektor Universitas Bhayangkara nilai positif rencana penghapusan skripsi 
Senin, 04 September 2023 - 17:32 WIB

Rektor Universitas Bhayangkara nilai positif rencana penghapusan skripsi 

Elshinta.com, Kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim soal pe...
Samsung bekali siswa SMA dengan pengetahuan teknologi melalui SIC
Senin, 04 September 2023 - 12:03 WIB

Samsung bekali siswa SMA dengan pengetahuan teknologi melalui SIC

Elshinta.com, Samsung Electric Indonesia melalui Samsung Innovation Campus (SIC), kembali menghadirk...
BI Kalsel bekali mahasiswa dengan ilmu kepemimpinan dan literasi
Jumat, 01 September 2023 - 23:35 WIB

BI Kalsel bekali mahasiswa dengan ilmu kepemimpinan dan literasi

Elshinta.com, Menyongsong visi Indonesia Emas 2045, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi K...
Sikapi perubahan sosial di masyarakat, ratusan  guru SD/SMP di Kediri ikuti workshop
Jumat, 01 September 2023 - 15:11 WIB

Sikapi perubahan sosial di masyarakat, ratusan guru SD/SMP di Kediri ikuti workshop

Elshinta.com, Ratusan Guru Agama Islam tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)...
Kuliah tanpa skripsi tak turunkan mutu pendidikan
Jumat, 01 September 2023 - 00:59 WIB

Kuliah tanpa skripsi tak turunkan mutu pendidikan

Elshinta.com, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ova Emilia memastikan kebijakan pemerintah y...
Pemkot Pekalongan wujudkan sekolah ramah anak cegah tindak kekerasan
Kamis, 31 Agustus 2023 - 22:45 WIB

Pemkot Pekalongan wujudkan sekolah ramah anak cegah tindak kekerasan

Elshinta.com, Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, siap mewujudkan sekolah ramah anak dengan me...
Ini klarifikasi Dema UIN Raden Mas Said Surakarta soal bermitra dengan aplikasi pinjol
Kamis, 31 Agustus 2023 - 17:25 WIB

Ini klarifikasi Dema UIN Raden Mas Said Surakarta soal bermitra dengan aplikasi pinjol

Elshinta.com, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakar...

InfodariAnda (IdA)