Elshinta.com - “Aermokla”, sebuah judul garapan musik tradisional dari SMP 3 Pandeglang, Banten, yang meraih medali emas pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Musik Tradisi Tahun 2021, menggelar Pentas Calung Renteng pada Pelepasan Siswa Kelas IX sekolah itu.
Pelatih dari Kantor Bahasa Provinsi Banten, Wildan Fisabililhaq di Pandeglang, Banten, Minggu, mengatakan penampilan seni tradisional yang telah mengharumkan nama Kabupaten Pandeglang itu sangat meriah dan menjadi praktik baik implementasi model pelindungan sastra maupun seni daerah Pandeglang.
Wildan mengatakan, selain sajian angklung dan rampak bedug, kekhasan itu terlihat saat SMPN 3 Pandeglang menampilkan calung renteng, yaitu alat musik bambu yang identik dengan tradisi huma dari Pandeglang Selatan sebagai sajian yang apik dan ditampilkan oleh siswa dan siswi kelas 7 dan 8.
Sebelumnya, lanjut Wildan, siswa dan siswi tersebut telah mendapatkan pelatihan dari Kantor Bahasa Provinsi Banten melalui kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Puisi Sunda dalam Tradisi Huma yang dilaksanakan beberapa bulan lalu.
Para siswa mendendangkan kembali puisi Sunda tradisi huma seperti sisindiran dan susualan, yang sempat terlupakan zaman.
Tabuhan nada salendro dari Calung Renteng mengiringi puisi Sunda Buhun yang dilantunkan siswa-siswi dalam Bahasa Sunda Dialek Banten, tanpa kesulitan.
Wildan Fisabililhaq yang juga guru Bahasa Sunda sekaligus pembina ekstrakurikuler seni di SMPN 3 Pandeglang itu menyebut siswa-siswi dapat menghayati puisi Sunda berbahasa buhun dengan baik.
“Luar biasanya lagi, ketika mereka harus menyanyi sambil menabuh calung renteng yang tergolong sulit untuk dimainkan bahkan di kalangan seniman tradisi, ternyata calung renteng bisa diajarkan ke siswa-siswi. Latihan yang tekun dan pembiasaan adalah kuncinya,” ungkap Wildan.
Wildan berharap, ke depannya akan banyak siswa-siswi yang bisa memainkan calung renteng ataupun seni tradisi lain yang ada di wilayah Pandeglang.
Menurut dia, sudah waktunya sekolah-sekolah membawa kembali siswa-siswinya untuk mengenal dan mendalami akar budaya yang ada di Pandeglang.
“Ada banyak kesenian yang terancam tidak punya penerus. Kita punya maestro calung renteng, yakni Abah Kalimi yang telah mendapatkan Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2021 dari Kemendikbud. Usianya sudah di atas 80 tahun, saat ini sudah waktunya kita yang meneruskan pelestarian seni tradisi ke generasi muda. Sekolah bisa jadi salah satu wahana yang efektif untuk mendukung proses pewarisan itu,” kata Wildan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Pandeglang, Ading Suhendi menyambut baik model implementasi pelindungan sastra dan seni daerah di Kabupaten Pandeglang yang diterapkan di sekolahnya.
“Tahun ini, SMPN 3 Pandeglang bekerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi Banten menerapkan model implementasi pelindungan sastra daerah melalui media seni. Sudah seharusnya pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat bekerja sama dalam melestarikan seni budaya dan sastra daerah yang mengandung nilai-nilai budaya lokal bernilai luhur,” kata Ading.