Mencermati dampak kenaikan suku bunga Fed ke Indonesia

Elshinta
Sabtu, 18 Juni 2022 - 15:29 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Mencermati dampak kenaikan suku bunga Fed ke Indonesia
Ilustrasi - Uang pecahan seratus ribu rupiah di atas uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ed/pd/aa.

Elshinta.com - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 1,5 persen hingga 1,75 persen, yang menjadi kenaikan suku bunga terbesar sejak tahun 1994.

Langkah tersebut disebabkan tingginya inflasi di Negeri Paman Sam dan belum terdapat tanda-tanda penurunan yang signifikan.

Mengawali tahun 2022, inflasi di AS mencapai 7,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) pada bulan Januari, yang kemudian meningkat pada Februari menjadi 7,9 persen (yoy), 8,5 persen (yoy) pada Maret, dan 8,3 persen (yoy) di bulan April.

Bahkan, inflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tersebut melonjak 8,6 persen pada Mei (yoy), sehingga menandai inflasi ketiga berturut di atas delapan persen dan mencapai level tertinggi baru selama empat dekade.

Sebelum meningkatkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada bulan ini, otoritas moneter AS sebenarnya sudah mulai menaikkan bunga sejak awal tahun ini yakni sebesar 25 bps pada Maret dan 50 bps pada bulan Mei.

Hanya dengan kenaikan awal tersebut, pasar keuangan berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia mulai sedikit terguncang.

Nilai tukar rupiah menjadi salah satu yang paling terdampak, tercermin dari depresiasi yang cukup signifikan.

Pada akhir tahun 2021, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.312 per dolar AS dan terus stabil di kisaran angka tersebut pada bulan Januari 2022. Namun pada bulan Februari, rupiah mulai bergerak melemah ke arah Rp14.400 per dolar AS seiring kekhawatiran rencana kenaikan suku bunga Fed.

Alhasil saat The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya setelah berada di kisaran nol persen saat pandemi melanda, rupiah terus melemah dan bergerak di kisaran Rp14.400 per dolar AS pada Maret 2022.

Mata uang Garuda pun terus turun ke rentang Rp14.500 per dolar AS sampai Rp14.600 per dolar AS saat kenaikan kembali bunga AS pada bulan Mei.

Memasuki awal bulan Juni, rupiah melanjutkan pelemahannya karena perkiraan pasar akan kenaikan suku bunga acuan negeri adidaya yang lebih agresif. Kurs Garuda kian tertekan usai Fed menaikkan suku bunga ketiga kalinya dan per 17 Juni 2022 berada di level Rp14.825 per dolar AS.

Penurunan nilai tukar rupiah terjadi karena keluarnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik akibat investor yang mulai menarik diri dari aset berisiko dan beralih mencari instrumen keuangan di negara safe haven.

Terhambatnya modal asing juga disebabkan oleh kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Indonesia yang tertekan sikap hawkish Fed.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 7,39 persen pada pagi hari Jumat (18/6) dari sebesar 7,36 persen pada penutupan Kamis (16/6).

Pada pekan saat Fed untuk ketiga kalinya menaikkan bunga yakni 13-16 Juni 2022, terdapat aliran modal asing keluar sebesar Rp7,34 triliun dari pasar keuangan domestik yang terdiri dari Rp6,75 triliun di pasar SBN dan Rp590 miliar di pasar saham.

Selain karena keluarnya modal asing, dolar AS yang menguat akibat kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat pun turut menekan rupiah.

Suku bunga Fed yang lebih tinggi memicu peningkatan permintaan dolar AS yang menguatkan mata uang Negeri Adidaya sehingga mata uang lainnya melemah, termasuk rupiah.

Setelah kenaikan suku bunga Fed pada pekan ini, indeks dolar AS naik ke level 105,79 yang merupakan terkuat sejak Desember 2002.

Tak hanya di pasar keuangan, kenaikan suku bunga acuan Fed berpotensi menyebabkan beban utang pemerintah Indonesia meningkat, terutama utang dalam bentuk dolar AS yang sedang menguat nilainya.

Cadangan devisa juga bisa menurun lantaran terjadinya aliran modal asing yang keluar dari tanah air. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 tetap tinggi sebesar 135,6 miliar dolar AS, meski sedikit menurun dari April 2022 yang sebesar 135,7 miliar dolar AS.

Berbagai tekanan yang terjadi di pasar keuangan domestik tentunya masih akan berlanjut. Pasalnya, The Fed tak akan berhenti pada bulan ini untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan bank sentral AS akan meningkatkan suku bunga hingga 2,75 persen pada akhir 2022 atau secara keseluruhan sebesar 250 bps pada tahun ini, di mana sejauh ini bunga sudah dinaikkan sebanyak 150 bps.

Tak berhenti pada tahun ini, untuk tahun 2023 pun The Fed diproyeksikan akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, sehingga pada akhir tahun depan suku bunga AS akan mencapai 3,25 persen.

Maka dari itu untuk mengatasi guncangan lebih lanjut di pasar keuangan Indonesia, Direktur Riset Center Of Reform (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyarankan agar BI harus segera menaikkan suku bunga acuan. Jika tidak, modal asing akan semakin banyak keluar meski memang tidak besar lantaran porsi modal asing di dalam negeri memang sudah menurun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memang sempat menyebutkan porsi investor asing di pasar SBN Indonesia menurun tajam menjadi 16,42 persen per 19 Mei 2022. Adapun pada tahun 2021 porsi investor asing dalam SBN adalah sebanyak 19 persen dan tahun 2020 mencapai 25 persen.

Kendati porsi asing sudah mulai menyusut, keluarnya modal asing atau tidak adanya aliran modal asing yang masuk tetap akan menekan nilai tukar rupiah sehingga melemah terhadap dolar AS.

Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasti akan terkoreksi, harga SBN akan turun, dan akan terdapat kesulitan dalam pembiayaan fiskal.

"BI setidaknya harus menaikkan suku bunga acuan sekitar 25 bps atau bahkan 50 bps," ungkap Piter kepada Antara.

Kenaikan suku bunga acuan BI ditengarai dapat mengembalikan dana asing yang keluar dari Indonesia, lantaran tingginya suku bunga akan menarik investor berbalik menanamkan modalnya di Tanah Air.

Dengan demikian kembalinya modal asing ke Indonesia akan menjadi energi positif bagi rupiah dan IHSG.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
AS ingatkan Korut agar jangan jual senjata kepada Rusia
Rabu, 06 September 2023 - 13:27 WIB

AS ingatkan Korut agar jangan jual senjata kepada Rusia

Elshinta.com, Amerika Serikat memperingkatkan Korea Utara agar tidak menjual senjata kepada Rusia.
AS tegaskan kembali dukungan terhadap pelepasan air olahan Jepang
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 16:07 WIB

AS tegaskan kembali dukungan terhadap pelepasan air olahan Jepang

Elshinta.com, Amerika Serikat (AS), Jumat (25/8), menegaskan kembali dukungannya terhadap pelepasan ...
Deplu AS sebut belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut
Kamis, 03 Agustus 2023 - 12:49 WIB

Deplu AS sebut belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut

Elshinta.com, Korea Utara belum memberikan tanggapan yang berarti terhadap permintaan dari Komando P...
AS waspadai gelombang panas berbahaya dan banjir
Sabtu, 29 Juli 2023 - 18:26 WIB

AS waspadai gelombang panas berbahaya dan banjir

Elshinta.com, Gelombang panas berbahaya akan terus melanda wilayah Pantai Timur dan dataran tengah A...
AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber
Kamis, 20 Juli 2023 - 13:22 WIB

AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber

Elshinta.com, Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan kejahatan siber yang dilakukan pelaku dari...
Kadin kenalkan budaya Sultra di Lotus Festival Amerika Serikat
Selasa, 18 Juli 2023 - 08:07 WIB

Kadin kenalkan budaya Sultra di Lotus Festival Amerika Serikat

Elshinta.com, Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Sulawesi Tenggara (Sultra) mengenalkan budaya Bum...
Badan Cuaca AS sebut 37 juta penduduk hadapi cuaca panas berbahaya
Rabu, 12 Juli 2023 - 13:06 WIB

Badan Cuaca AS sebut 37 juta penduduk hadapi cuaca panas berbahaya

Elshinta.com, Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat pada Selasa memperkirakan sekitar 37 juta pendudu...
Blinken akan angkat isu Korut di Forum ASEAN
Sabtu, 08 Juli 2023 - 13:18 WIB

Blinken akan angkat isu Korut di Forum ASEAN

Elshinta.com, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam Forum Kawasan ASEAN (ARF...
Biden kembali serukan reformasi senjata pada Hari Kemerdekaan AS
Rabu, 05 Juli 2023 - 13:31 WIB

Biden kembali serukan reformasi senjata pada Hari Kemerdekaan AS

Elshinta.com, Presiden AS Joe Biden meminta anggota parlemen dari Partai Republik di Kongres untuk m...
Media AS siarkan rekaman suara Trump yang memiliki dokumen rahasia
Selasa, 27 Juni 2023 - 20:45 WIB

Media AS siarkan rekaman suara Trump yang memiliki dokumen rahasia

Elshinta.com, Media Amerika Serikat pada Senin menyiarkan rekaman suara yang memperdengarkan mantan ...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

Hari Raya Ceng Beng