Elshinta.com - Perlu literasi pada masyarakat untuk merubah image. “Ini yang harus dilakukan saat pertama membangun koridor Kayutangan,” kata Wali Kota Malang, Sutiaji saat menjadi nara sumber dialog ekonomi di salah satu hotel di Kota Malang, Jawa Timur.
Pada seminar bertema potensi kekayaasn heritage untuk peningkatan ekonomi Kota Malang, Wali Kota Sutiaji menjelaskan adanya sejumlah program yang bakal diterapkan.
“Cagar budaya di Kota Malang didasarkan pada keinginan untuk menghargai karya orang lain dan Kota Malang berkomitmen untuk itu,” jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Selasa (14/6).
Ditambahkan Wali Kota ke depan, ada Peraturan Daerah (Perda) terkait cagar budaya termasuk adanya insentif dan non insentif.
“Insentifnya mungkin PBB digratiskan untuk yang mengelola bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya seperti Hotel Shalimar yang merupakan bangunan bekas Gedung RRI,” imbuhnya.
Sementara itu Prof.Candra Fazri salah satu guru besar FEB UB menyatakan perlu adanya kolaborasi semua pihak tidak hanya pemerhati cagar budaya.
“Semua harus berperan tidak hanya pemerintah, karena itu ada inisiatif yang menguntungan selain regulasi tidak hanya pemerintah namun juga pihak swasta dengan CSRnya,” ujar staf khusus Menteri Keuangan ini.
"Apalagi di tengah konflik Ukraina-Rusia pascapandemi Covid-19 berimbas pada ekonomi," tegasnya.
Terkait cagar budaya mendapat sorotan dari assesor cagar budaya, Dwi Cahyono sangat mengapresiasi acara tersebut.
“Heritage di Kota Malang menjadi salah satu andalan meski harus dieksplore lagi dan upaya Pemkot.Malang perlu diapresiasi dan heritage di Malang perlu adanya kebersamaan semua pihak,” jelasnya.