Puluhan ton limbah beracun ditemukan di pemukiman warga Kota Kupang

Elshinta
Kamis, 09 Juni 2022 - 14:42 WIB | Editor : Calista Aziza | Sumber : Antara
Puluhan ton limbah beracun ditemukan di pemukiman warga Kota Kupang
Pengendara bermotor melintas di depan tumpukan drum berisi limbah beracun (B3) jenis Oli bekas dibiarkan begitu saja di pemukiman warga di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, Kamis(9/6/2022). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Elshinta.com - Sebanyak 26 ton limbah beracun atau B3 jenis oli bekas ditemukan menumpuk di pemukiman warga di Kelurahan Batuplat, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang, Gabriel Mea Wio kepada wartawan di Kupang, Kamis mengatakan bahwa sejumlah limbah tersebut sudah ditemukan pada Mei lalu, namun sampai saat ini pemiliknya belum bertanggung jawab.

"Ada kurang lebih 130 drum dengan masing-masing drum berisi 200 liter oli bekas," katanya.

Limbah B3 dari Oli bekas itu merupakan hasil pengolahan oleh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), yang sengaja diturunkan di pemukiman warga tersebut dengan alasan akan segera diangkut.

Ia mengatakan dinas lingkungan hidup sendiri tidak memberikan izin tempat penampungan sementara di dekat perumahan warga tersebut, karena dapat mengganggu kebersihan lingkungan sekitar dan juga kesehatan masyarakat.

DLHK juga memperoleh informasi bahwa puluhan ton limbah beracun itu diketahui milik dari PT.Sabena Eraka Lauda beralamat di Grand Galaxy Jalan Boulevard Raya Blok Ran 8 No 20, Kota Bekasi.

Berapa warga yang rumahnya berdekatan dengan limbah beracun tersebut mengaku bahwa khawatir dan resah dengan adanya limbah tersebut, sehingga berharap pemerintah Kota Kupang segera mengambil langkah cepat.

"Sebenarnya drum-drum ini sudah diturunkan sejak dua bulan yang lalu di lahan kosong tersebut, tetapi saat ini belum dipindahkan," kata Amelia.

Amelia mengaku bahwa lahan kosong itu biasanya digunakan oleh anak-anaknya untuk bermain dan berlari-larian. Namun semenjak ada limbah beracun itu anak-anaknya dan kawannya pindah bermain di lokasi yang lain.

Tampak kondisi temuan limbah B3 yaitu bahan berbahaya dan beracun berupa oli bekas sebanyak 26 ton, yang ditampung dalam ratusan drum. Ratusan drum limbah oli bekas ini merupakan temuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang, namun hingga saat ini belum juga diangkut, sehingga cukup meresahkan warga.

Ironisnya limbah oli bekas ini disimpan di lokasi pemukiman, dekat dengan rumah warga dan di pinggir jalan, tepatnya di RT 14 RW 04, Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Padahal seharusnya limbah ini harus di simpan di Tempat penyimpanan sementara yang telah mengantongi ijin dan harus jauh dari lokasi pemukiman. Lokasi dan drum limbah B3 ini pun telah terpasang garis polisi, tetapi sampai saat ini limbah ini belum juga diangkut.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
Kekeringan di Pulau Moa, Menhan Prabowo resmikan titik air bersih di Maluku Barat Daya
Senin, 04 September 2023 - 23:55 WIB

Kekeringan di Pulau Moa, Menhan Prabowo resmikan titik air bersih di Maluku Barat Daya

Elshinta.com, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meresmikan titik air bersih di Desa Werwaru, Pula...
Dampak kemarau panjang, sejumlah desa di Kudus kekurangan air bersih
Sabtu, 02 September 2023 - 17:57 WIB

Dampak kemarau panjang, sejumlah desa di Kudus kekurangan air bersih

Elshinta.com, Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah membuat empat desa yakni ...
Balai Konservasi Sumberdaya Alam Aceh giring gajah liar di Aceh Utara
Jumat, 01 September 2023 - 23:44 WIB

Balai Konservasi Sumberdaya Alam Aceh giring gajah liar di Aceh Utara

Elshinta.com, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Aceh melakukan penggiringan gajah liar di Kec...
Pemerintah kaji penanganan polusi udara Jabodetabek dengan Prospera
Jumat, 01 September 2023 - 21:35 WIB

Pemerintah kaji penanganan polusi udara Jabodetabek dengan Prospera

Elshinta.com, Pemerintah menyatakan tengah mengkaji penanganan polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok...
 Akhirnya warga Wadas setujui pembebasan lahan
Jumat, 01 September 2023 - 14:46 WIB

Akhirnya warga Wadas setujui pembebasan lahan

Elshinta.com, Setelah sekian lama, warga Wadas akhirnya menyepakati pembebasan lahan tambang batu a...
Jelang HUT ke-42, PDAM TB Bekasi bantu warga yang alami krisis air bersih
Kamis, 31 Agustus 2023 - 14:58 WIB

Jelang HUT ke-42, PDAM TB Bekasi bantu warga yang alami krisis air bersih

Elshinta.com, Memasuki usia ke-42, PDAM Tirta Baghasasi, Bekasi, Jawa Barat terus berupaya memberika...
Menkes sebut kualitas udara paling bersih pada pukul 16.00-17.00 WIB
Rabu, 30 Agustus 2023 - 21:45 WIB

Menkes sebut kualitas udara paling bersih pada pukul 16.00-17.00 WIB

Elshinta.com, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan kadar polusi udara di Jab...
 Antisipasi krisis air bersih, Kapolsek Kesambi buatkan sumur bor
Rabu, 30 Agustus 2023 - 16:23 WIB

Antisipasi krisis air bersih, Kapolsek Kesambi buatkan sumur bor

Elshinta.com, Ninah Rukminah, salah seorang warga Kampung Margasari RT 06 RW 08 Kelurahan Sunyaragi,...
Lestarikan alam di HUT ke-78 RI, PMT tebar benih ikan di Pantura
Selasa, 29 Agustus 2023 - 17:26 WIB

Lestarikan alam di HUT ke-78 RI, PMT tebar benih ikan di Pantura

Elshinta.com, Untuk kesekian kalinya Paser Mania Tegal (PMT) menebarkan bibit ikan di sungai-sungai ...
8.000 ton lebih sampah belum terangkut dari Kota Bandung
Senin, 28 Agustus 2023 - 23:56 WIB

8.000 ton lebih sampah belum terangkut dari Kota Bandung

Elshinta.com, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengungkapkan sampai saat ini ada...

InfodariAnda (IdA)