Elshinta.com - ARAL- CS (Animal and Reptil Lover - Cipeundeuy Subang) adalah sebuah komunitas yang dibentuk dengan sistim kekeluargaan berlandaskan kesamaan hobi, sebagai wadah atau tempatnya berkumpul pecinta binatang, pemerhati dan peduli tentang kelestarian satwa khususnya dan kelestarian ekosistem alam pada umumnya.
Ketakutan akan ular masih membayangi masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan. Binatang melata ini dianggap berbahaya meskipun banyak spesiesnya tidak berbisa. Edukasi terhadap masyarakat untuk lebih mengenal jenis-jenis ular yang termasuk dalam jenis reptil penting dilakukan. Hal itu bertujuan untuk melestarikan populasi dari ular tersebut.
Untuk itulah, Komunitas ARAL CS fokus dengan visi misinya yakni memberikan edukasi dan mengenalkan segala jenis reptil khususnya ular kepada masyarakat.
"Kebetulan kita komunitas reptil di Kota Subang, Visi misi kami lebih ke edukasi dan sosialisasi khususnya tentang ular yang dipandang negatif oleh masyarakat," kata Dendy Reinaldo Santoso Ketua ARAL CS saat berbincang dengan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Rabu (8/6).
Dendy menuturkan meski komunitas tersebut merupakan wadah para pecinta reptil di Kota Subang, namun kegiatan yang dilakukan para anggota ARAL CS ini lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat.
"Kita kan komunitas reptil jadi sebenarnya ada semua jenis reptil mulai kura-kura, kadal, biawak, ular. Tapi kalau untuk edukasi kita lebih ke ular yang lebih menonjol karena kesannya yang menakutkan di masyarakat," ujarnya.
Kegiatan Komunitas ARAL CS, memberikan edukasi soal reptil terutama ular kepada masyarakat. Tantangan besar harus dihadapi ARAL CS dalam mengenalkan ular ke masyarakat. Dendy mengungkapkan ular cenderung memiliki stigma negatif ketimbang jenis reptil lainnya.
"Ini tantangan berat untuk komunitas reptil karena ular sudah melekat banget stigma negatifnya di masyarakat dari dulu. Karenanya, kita sering edukasi sosialisasi untuk mengurangi stigma negatif reptil di masyarakat," ucap Dendy.
"Sebenarnya dari sekitar 3.000 spesies ular di dunia itu hanya 20 persen yang berbisa tinggi dan itu pun jarang masuk ke permukiman warga," ujarnya menambahkan.
Untuk mengenalkan ular kepada masyarakat, beberapa cara dilakukan ARAL CS mulai dari kegiatan di ruang publik hingga datang ke sekolah-sekolah.
"Edukasi ke taman kanak-kanak (TK), SD, SMP, bahkan SMA kita kebanyakan ya dari TK karena untuk pengenalan awal reptil. Kemudian di taman ruang publik agar masyarakat bisa berinteraksi langsung," ujarnya.
Sebagaimana kita ketahui saat ini beberapa species satwa tertentu sudah mulai berkurang keberadaannya akibat ulah tangan manusia seperti perburuan liar, pengrusakan ekosistim tempat tinggalnya dan kecerobohan-kecerobohan lain yang tidak disadari karena kurangnya pemahaman tentang arti sebuah species dan peran pentingnya pada keseimbangan ekosistim ini.