Elshinta.com - Kelompok massa tergabung dalam Barisan Keadilan Rakyat (BKR) bersama `Emak-emak militan` melakukan aksi teatrikal memukuli wajan dan panci sebagai bentuk protes menuntut usut tuntas mafia minyak goreng hingga ke aktor intelektual.
"Para emak-emak saat ini kesulitan, dan keberatan untuk melakukan aktifitas memasak dengan menggoreng. Ini akibat Pak Menko Perekonomian Airlangga Hartarto gak fokus bekerja," tegas Koordinator Aksi Erwin, saat berorasi di Patung Kuda, Jakarta, Senin, (6/6).
Mereka pun meminta Presiden Jokowi untuk mengevaluasi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang seharusnya menjadi punggawa dibidang ekonomi namun telah gagal total mencegah tinggi dan langkanya minyak goreng.
"Jika tak fokus kerja, sebaiknya reshufle saja. Pak Airlangga punya kewajiban prioritaskan urusan rakyat, bukan urusin koalisi untuk Pilpres 2024," ucapnya lagi.
"Kampanye masih jauh, tak perlu tebar pesona duluan. Lebih baik cari solusi gimana caranya minyak goreng turun," ujarnya.
Erwin berharap Presiden, Wakil Presiden dan para pembantunya tak tinggal diam melihat situasi serba sulit ini.
"Jangan sampai emak-emak se-Indonesia marah," katanya.
Selain Patung Kuda, para pendemo juga menyambangi Kejaksaan Agung untuk meminta ST Burhanuddin agar mengembangkan kasus mafia minyak goreng sampai ke dalang sesungguhnya.
"Jangan berhenti ke 5 tersangka saja, tapi dalang otak pengendalinya harus juga ditangkap. Masalah minyak goreng adalah masalah yang menyangkut hidup orang banyak," tambahnya lagi.