Elshinta.com - 30 Mei 2015, melalui surat yang dikirimkan kepada sekretaris jenderal PSSI, Azwan Karim, FIFA memastikan memberikan sanksi suspensi terhadap Indonesia.
Sanksi ini adalah buntut dari perseteruan antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). FIFA memberi sanksi dengan alasan pemerintah Indonesia sudah melakukan intervensi terhadap sepakbola di dalam negeri.
Kemenpora resmi membekukan PSSI pada 17 April 2015. Lewat keputusan yang bulat itu, mereka tidak mengakui segala bentuk aktivitas yang dilakukan PSSI, termasuk kepada semua level kompetisi. Menpora Imam Nahrawi kemudian membentuk Tim Transisi yang bertugas menggantikan peran PSSI sebagai pelaksana kompetisi dan wakil Indonesia di kongres FIFA.
Sikap intervensi pemerintah terhadap sepakbola di dalam negeri membuat FIFA tidak berpikir panjang untuk menjatuhkan sanksi. Indonesia merupakan negara ke-12 yang dijatuhi sanksi oleh FIFA setelah Yunani, Iran, Kenya, Kuwait, Ethiopia, Madagaskar, Peru, Brunei Darussalam, Irak, Nigeria, dan Kamerun.
Akibat dari dijatuhkannya sanksi terhadap Indonesia itu sangat besar. Sebab, itu berimbas pada keikutsertaan tim nasional Indonesia dan seluruh klub asal Indonesia tidak bisa berlaga di kompetisi resmi FIFA dan AFC. Timnas Indonesia tidak bisa berkompetisi di ajang internasional selama masa suspensi, kecuali timnas di Sea Games 2015. Klub lokal juga tidak bisa mengikuti kompetisi internasional dan Persipura terpaksa tidak bisa melakukan pertandingan lanjutan di ajang AFC lawan Pahang FC. Pemain asing juga tidak bisa bermain di klub lokal.
FIFA tidak memberi batasan waktu sampai kapan sanksi itu dicabut. Namun, otoritas sepakbola dunia itu memberi empat syarat agar sanksi dicabut, yang tertuang di dalam surat mereka. Pertama, Komite Eksekutif PSSI yang terpilih mampu mengelola urusan PSSI secara independen dan tanpa pegaruh dari pihak ketiga, termasuk menteri atau lembaganya. Kedua, tanggung jawab untuk tim nasional Indonesia wewenangnya dikembalikan kepada PSSI. Ketiga, tanggung jawab semua kompetisi PSSI dikembalikan wewenangnya kepada PSSI atau Liga yang berada di bawahnya. Keempat, semua klub yang mendapatkan lisensi dari PSSI berdasarkan regulasi lisensi klub PSSI mampu bersaing di kompetisi PSSI.
Praktis, sanksi terhadap FIFA itu merugikan banyak pihak, mulai dari tim, klub, pemain, pelatih, staf, penonton, bahkan hingga para pedagang asongan atau penjual kaos.
Sumber: goal.com