Elshinta.com - Pemkab Sukoharjo, Jawa Tengah kembali menambah jumlah sanggar inklusi untuk peningkatan layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Gedung inklusi mandiri sudah merambah tujuh kecamatan dari total 12 kecamatan di Sukoharjo.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, saat peresmian Sanggar Inklusi Anak Bangsa di Kecamatan Weru dan Sanggar Inklusi Tunas Harapan di Kecamatan Bulu berpesan agar gedung sanggar tersebut dimanfaatkan dengan baik. Yakni memberikan pelayanan pada ABK yang membutuhkan perhatian luar biasa.
"Penuhi segala layanan yang dibutuhkan ABK dengan memaksimalkan manfaat sanggar. Anak-anak ini butuh perhatian yang luar biasa karena keterbatasannya," kata Etik seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Rabu (18/5).
Etik juga mengimbau kepada orang tua yang memiliki ABK untuk tidak berkecil hati dan malu ABK adalah titipan Tuhan sehingga harus dirawat dengan baik. Dikatakan Etik, keberadaan sanggar sangat mendukung kebutuhan ABK dalam melakukan kegiatan terkait tumbuh kembang anak.
Bupati mengatakan, keberadaan sanggar inklusi memang tidak bisa membuat ABK normal 100 persen, namun setidaknya anak mampu mengeksprikan diri. "Sekali lagi, orang tua jangan malu punya ABK. Jangan hanya dirumah saja karena ABK juga punya hak seperti anak yang lain untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi," bebernya.
Dilain pihak, Kepala Dinas Sosial Sukoharjo, Suparmin menambahkan, saat ini sudah ada tujuh kecamatan yang memiliki gedung sanggar inklusi secara mandiri. Untuk lima lainnya masih dalam proses.
Dikatakan Suparmin, dari lima kecamatan yang belum memiliki gedung sanggar inklusi, untuk Kecamatan Baki dalam proses pembangunan. Sedangkan Kecamatan Mojolaban dan Tawangsari sudah mendapatkan alokasi anggaran. Kecamatan Kartasura dan Sukoharjo masih dalam tahap proposal pengajuan terkendala lokasi pembangunan.
"Kecamatan yang sudah memiliki gedung sanggar inklusi mandiri yakni Nguter, Bendosari, Polokarto, Gatak, Grogol, Weru, dan Kecamatan Bulu," imbuhnya.
Menurutnya, nilai bantuan dari Bupati Sukoharjo untuk pembangunan gedung sanggar inkluasi bervariasi, namun nilai bantuan rata-rata Rp250 juta. Sedang total bantuan untuk 10 sanggar yang sudah dialokasikan mencapai Rp2,45 miliar.