Korea Utara Berusaha Cegah Kerusakan Akibat Banjir di Tengah Krisis COVID
Elshinta
Rabu, 29 Juni 2022 - 09:57 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Korea Utara Berusaha Cegah Kerusakan Akibat Banjir di Tengah Krisis COVID
VOA Indonesia - Korea Utara Berusaha Cegah Kerusakan Akibat Banjir di Tengah Krisis COVID
Warga Korea Utara berusaha melindungi tanaman pangan, peralatan pabrik, dan aset-aset lainnya dari potensi kerusakan akibat hujan deras selama berhari-hari, kata media pemerintah KCNA, Selasa (28/6). Sementara itu, para pengamat di luar Korea Utara mengatakan, mereka khawatir banjir apa pun dapat memperburuk kesulitan ekonomi negara itu di tengah wabah COVID-19. Banjir musim panas di Korea Utara, salah satu negara termiskin di Asia, sering menyebabkan kerusakan serius pada pertanian dan sektor lainnya karena sistem drainase yang bermasalah dan penggundulan hutan. Topan dan hujan lebat pada tahun 2020 termasuk di antara kesulitan yang menurut pemimpin Kim Jong Un telah menciptakan “banyak krisis di dalam negeri, bersama dengan pembatasan ketat terkait pandemi dan sanksi-sanksi PBB atas program senjata nuklirnya. Otoritas cuaca Korea Utara memperkirakan musim hujan tahun ini akan dimulai pada akhir Juni dan mengeluarkan peringatan untuk hujan lebat di sebagian besar wilayahnya dari Senin hingga Rabu. KCNA mengatakan Selasa bahwa pihak berwenang di wilayah tengah dan barat daya “telah memusatkan semua kekuatan dan sarana pada usaha untuk mengatasi kemungkinan kerusakan akibat banjir dan topan. Mereka berusaha melindungi tanaman pangan, peralatan di perusahaan industri logam dan kimia, fasilitas pembangkit listrik dan kapal penangkap ikan dari hujan lebat. KCNA juga melaporkan, badan penanggulangan bencana negara itu sedang meninjau kesiapan para pekerja darurat dan staf medis. KCNA mengatakan para pejabat Korea Utara mendesak penduduk mematuhi pembatasan terkait pandemi selama musim hujan di negara itu. Kantor berita itu melaporkan, para pekerja medis siap untuk menangani potensi masalah kesehatan utama, dan para pejabat berusaha memastikan penegakan langkah-langkah pengendalian epidemi di tempat-tempat penampungan bagi orang-orang yang dievakuasi dari daerah yang dilanda banjir. Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan pada Selasa malam bahwa pihaknya meminta Korea Utara untuk memberi tahu Korea Selatan terlebih dahulu jika mereka berencana untuk melepaskan air bendungan di sepanjang perbatasan saingan. Beberapa pelepasan air bendungan yang tiba-tiba dan tidak diinformasikan sebelumnya merenggut korban jiwa di kota-kota Korea Selatan yang berbatasan dengan Korea Utara. Permintaan Korea Selatan disampaikan melalui saluran komunikasi hotline militer lintas batas. Sebelumnya Selasa, Korea Selatan mengatakan Korea Utara tidak menanggapi panggilannya di saluran komunikasi resmi lainnya tetapi para pejabat penghubung dari kedua negara akhirnya berhasil melakukan komunikasi reguler mereka. Kekhawatiran tentang hujan lebat muncul setelah Korea Utara bulan lalu mengakui negaranya menghadapi wabah virus corona. Negara itu mengatakan, sekitar 4,7 juta dari 26 juta orang di negara itu jatuh sakit dan hanya 73 yang meninggal, tetapi para ahli mempertanyakan apakah propaganda Korea Utara telah memberikan gambaran yang benar tentang wabah tersebut. [ab/lt]  
DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Biden Ingin Seimbangkan Kepentingan dan Ideologi dalam Lawatan Timur Tengah
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Dalam lawatan ke Timur Tengah pekan depan, Presiden Biden dijadwalkan akan mendorong integrasi Israe...
Menang Pemilu, Kelompok Konservatif Jepang Berencana Revisi Konstitusi
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Koalisi konservatif yang berkuasa di Jepang memperoleh kemenangan besar pada pemilu legislatif hari ...
Jerman Bersiap Kemungkinan Rusia Hentikan Pasokan Gas 
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Gas alam merupakan sumber energi utama di Jerman. Sekitar setengah dari rumah tangga di negara itu m...
Jepang Adakan Upacara Mengenang Abe Sehari Sebelum Pemakaman
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Upacara peringatan mengenang mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diselenggarakan di Tokyo Senin...
PM Inggris Bertekad Lanjutkan Pekerjaan Hingga Serahkan “Mandat”
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Boris Johnson hari Senin (11/7) mengatakan ia bertekad untuk terus menjalankan program-program pemer...
Wapres Taiwan Beri Penghormatan Terakhir Bagi Abe
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-Te hari Senin (11/7) tampak meninggalkan kediaman mantan Perdana Men...
Komandan Kapal Induk AS Puji Latihan Angkatan Laut RIMPAC
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Komandan kapal induk Amerika USS Abraham Lincoln Kapten Amy Bauernschmidt hari Senin (11/7) memuji l...
KBRI Belum Berencana Evakuasi WNI dari Sri Lanka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI di Sri Lanka mengatakan belum berencana mengevakuasi warga ne...
Lawatan Biden ke Timur Tengah: Antara HAM, Energi, dan Keamanan Regional
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Lawatan Presiden AS Joe Biden ke Timur Tengah pekan ini didominasi isu tingginya harga minyak dunia ...
Perdana Menteri Inggris Baru akan Diumumkan pada 5 September
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Graham Brady, pemimpin dari sekelompok legislator Konservatif yang kuat yang dikenal sebagai Komite ...

InfodariAnda (IdA)