Remaja Australia Kecanduan Nikotin di Tengah Maraknya Pasar Gelap Vape
Elshinta
Rabu, 29 Juni 2022 - 09:53 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Remaja Australia Kecanduan Nikotin di Tengah Maraknya Pasar Gelap Vape
ABC.net.au - Remaja Australia Kecanduan Nikotin di Tengah Maraknya Pasar Gelap Vape

Penjualan vape melalui pasar gelap tengah marak di Australia, meski sebenarnya dilarang.

Salah satu remaja Australia yang kecanduan vaping adalah Ruby yang berusia 17 tahun.

"Saya tidak ingin menjadi seperti cepu (pengadu atau pemberi informasi pada polisi), tetapi sebenarnya [vape nikotin] sangat mudah [didapat]," katanya.

"Banyak dealer kecil yang menjualnya di area lokal dan semacamnya.

"Kalau pakai HP, tinggal bilang, 'Bisakah saya beli vape?' dan mereka akan bilang, '20 menit'. Lalu kita tinggal bertemu mereka di suatu tempat dan mereka menyerahkannya kepada kita.

"Menurut saya sama saja dengan [membeli] narkoba lain. Pasti dari mulut ke mulut.

"Dari media sosial juga."

Ruby sedang berjuang dengan kecanduan nikotin yang dideritanya sejak tiga tahun lalu.

"Vaping adalah hal terakhir yang saya lakukan sebelum tidur. Vaping adalah hal pertama yang saya lakukan saat bangun tidur. Terkadang saya terbangun beberapa kali di malam hari untuk melakukannya," katanya.

"Vaping benar-benar menguasai saya dan adalah satu-satunya hal yang saya pikirkan."

Pasar gelap yang sedang naik daun

Vaping adalah industri global bernilai miliaran dolar. Diperkirakan sekitar 400.000 orang yang melakukan vaping di Australia.

Di negara bagian New South Wales yang beribu kota Sydney saja, sepersepuluh dari populasi berusia 16-24 tahun sudah melakukan vaping. Jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu setahun.

Ini terlepas dari fakta bahwa menjual atau memiliki vape nikotin tanpa resep dokter adalah ilegal.

Investigasi oleh program ABC Four Corners menemukan adanya pasar gelap yang sedang berkembang, didorong oleh meningkatnya permintaan dan kegagalan untuk memperketat aturan.

Para remaja dapat membeli vape murah sekali pakai yang diimpor dari pabrik di China.

Program Four Corners menemukan pasar gelap di media sosial tengah menjamur, dengan ratusan pemasok tersebar di Facebook, Snapchat, Instagram, dan TikTok.

Banyak penjual vape menggunakan kata-kata kode dan gambar untuk menjual produk mereka secara ilegal kepada anak-anak dan mereka menawarkan pengiriman gratis.

Profesor Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di Universitas Nasional Australia, Emily Banks, mengatakan vaping berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi non-perokok dan anak muda.

"Mereka menyebabkan kecanduan. Vape dapat menyebabkan keracunan melalui penghirupan, di mana vape dapat menyebabkan kejang, trauma dan luka bakar, cedera paru-paru," katanya.

Pemerintah federal menugaskan Profesor Banks dan timnya untuk menyelidiki bahaya rokok elektrik.

Laporannya, yang dirilis awal tahun ini, adalah tinjauan paling komprehensif secara global sejauh ini.

"Ketika kita berbicara tentang kecanduan pada anak-anak, rokok elektrik sebenarnya mungkin lebih berbahaya daripada merokok karena lebih mudah diakses," katanya.

"Selain bisa disembunyikan mereka juga memiliki berbagai rasa sehingga jauh lebih menarik bagi anak-anak, dan mereka dipasarkan untuk anak-anak.

"Penggunaan rokok elektrik pada kelompok usia yang lebih muda bukan tentang berhenti merokok. Ini tentang kebiasaan yang baru sama sekali."

Otoritas negara bagian dan federal Australia sudah menargetkan untuk menangkap pasar vape ilegal.

NSW Health telah menggerebek penjual tembakau, menyita lebih dari A$1 juta saham sejak Januari.

Badan Obat-obatan Australia (TGA) juga telah mendenda individu dan pemasok online.

Meskipun demikian, pasar ilegal vape masih terus berkembang.

"Ini adalah larangan de facto," kata advokat vaping Dr Colin Mendelsohn kepada Four Corners.

"Setiap bulan, jutaan vape ilegal yang tidak tercatat diimpor ke Australia.

"Pasar gelap menjual kepada kaum muda, mereka menjual produk yang cerdik, dan mereka menjualnya dengan keuntungan besar."

Four Corners menyelidiki pasar online vape sekali pakai buatan China, termasuk situs yang mempromosikan perusahaan tersebut sebagai distributor utama merek populer Gunnpod di Australia.

Gunnpod Australia mengklaim telah memasok produknya kepada perusahaan tembakau utama serta menjual ke pelanggan online.

Four Corners memesan vape Gunnpod dan mengirimkannya. Kami juga membeli merek dari empat rantai penjual tembakau yang terdaftar di situs web — Free Choice, Cignall, TSG, dan King of the Pack.

Tak satu pun dari vape ini mencantumkan bahan utama, yaitu nikotin, pada kemasannya.

Four Corners membawa vape itu ke Universitas Wollongong untuk memastikan apa yang ada di dalamnya.

Ahli kimia analitik Dr Celine Kelso telah menguji ratusan sampel dan mengatakan perangkat yang diimpor secara ilegal biasanya tidak mencantumkan nikotin pada kemasannya untuk menghindari penyitaan oleh pihak berwenang di perbatasan.

"Nikotin ilegal di Australia, jadi dengan tidak mencantumkannya di kemasan, itu cara bagi penjual untuk menghentikan penyitaan sampel," katanya.

Dr Kelso menemukan bahwa vape Gunnpod yang kami beli semuanya mengandung nikotin tingkat tinggi.

"Ini konsentrasinya tinggi dalam perangkat semacam itu," katanya.

Setelah mendapatkan hasilnya, Four Corners menghubungi pria di balik situs Gunnpod Australia tersebut.

Di luar gudangnya di Western Sydney, Hao Liu membantah menjalankan bisnis vaping atau menjual vape Gunnpod.

Beberapa hari setelah berbicara dengan Hao Liu, situs perusahaannya mengalami banyak perubahan.

Di dalam situs tersebut, dinyatakan bagaimana perusahaan tersebut "tidak memiliki stok apa pun" dan sedang berupaya membawa Gunnpod ke "semua apotek" sebagai "merek vape pertama yang disetujui TGA di Australia".

Dalam pernyataannya, manajer umum pengecer King of Pack Lucy Soud mengatakan "setiap kasus dugaan penjualan rokok elektrik nikotin atau nikotin e-liquid ditanggapi dengan serius oleh King of the Pack dan diselidiki secara menyeluruh.

"Pemeriksaan sering dilakukan dengan pengecer dan grosir untuk memastikan mereka patuh dengan semua hukum yang berlaku dan jika perlu, dirujuk ke pihak yang berwenang."

Cristie Bowler, manajer operasi nasional toko rokok Cignall, mengatakan semua perusahaan diharuskan menandatangani perjanjian bahwa mereka tidak akan menjual produk vape, termasuk yang nikotin.

"Kami tidak memaafkan atau menolerir bisnis kami yang memasok produk tembakau ilegal," kata Bowler.

Anak-anak kecanduan nikotin

Di tahun terakhir sekolah menengahnya, Ruby mengatakan berhenti dari vaping tidak mudah.

Dia mengalami "withdrawal", seperti mengidam nikotin, kecemasan dan sakit kepala.

Beberapa bulan yang lalu, Ruby mengaku kepada ibunya Nikola bahwa dia melakukan vaping dan membutuhkan pertolongan untuk bisa melepaskan diri.

Sekarang Ruby menggunakan tambalan nikotin untuk menghentikan kecanduannya dengan ibunya memeriksanya secara teratur.

"Dia mencoba untuk berhenti tapi tidak bisa. Dia mengalami gejala yang sangat tidak menyenangkan yang tidak disukainya dan membuatnya bingung.

"Dia ingin saya membantu menemukan jalan keluar," kata Nikola kepada Four Corners.

"Saya benar-benar kesal. Saya sangat khawatir dengan kesehatannya. Saya merasa sangat marah karena produk ini ada yang sepertinya dirancang untuk menarik anak-anak dan sekarang dia tidak bisa berhenti."

Untuk membantunya berhenti, Ruby meminta teman-temannya untuk tidak memberinya vape, bahkan jika dia memohon.

Temannya Maya memberi tahu Four Corners bahwa dia telah melihat Ruby mencoba menyerah berkali-kali.

"Ini bukan perkembangan linier, hanya naik turun," katanya.

"Sangat sulit. Jika dia berhenti kali ini atau tidak berhenti kali ini, tidak apa-apa, setidaknya dia mencoba."

Laporan tambahan oleh Jeanavive McGregor dan Patrick Begley

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Populasi India Diprediksi akan Lampaui China, Menjadikannya Negara Terpadat di Dunia 2023
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, populasi India akan melampaui China pada 202...
Terkait Manuver China di Pasifik, Menhan Australia Peringatkan Koalisi AS-Australia Tidak Bisa Tinggal Diam
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan Amerika S...
Kisruh Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Ini Tanggapan Pengelola Dana Kompensasi Korban Boeing
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Senin dan Selasa kemarin (12/07) Bareskrim Polri telah memeriksa mantan pemimpin organisasi filant...
Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Departemen Pertahanan Australia menolak untuk menjelaskan pertemuan kapal perangnya dengan pihak m...
Twitter Gugat Elon Musk, Menuntutnya Bertanggung Jawab Menyelesaikan Perjanjian Akuisisi
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Twitter telah menggugat Elon Musk dengan tuntutan agar bertanggung jawab menyelesaikan akuisisi per...
Presiden Sri Lanka Melarikan Diri Bersama Istrinya ke Maladewa
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah meninggalkan negara itu tak lama setelah pengunjuk ras...
Presiden Jokowi Akhiri Rangkaian Lawatan, Fokus pada Krisis Pangan dan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo mengakhiri perjalanannya ke Ukraina dan Rusia, mendorong pemulihan k...
Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Ketika ayah Ali Mehdi, seorang migran asal Pakistan, meninggal pada tahun 2017, dia mulai mencari ne...
Tiga Orang Tewas dalam Penembakan di Pusat Perbelanjaan di Denmark
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Perdana Menteri Denmark mengatakan penembakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kopenhagen adalah &quo...
Warga Migran Berpikir untuk Meninggalkan Australia Karena Kenaikan Biaya Hidup
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Kenaikan harga kebutuhan di Australia telah membuat para migran berpikir dua kali tentang apakah mas...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi