Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Akan Berlanjut Sampai Setahun ke Depan
Elshinta
Selasa, 28 Juni 2022 - 09:57 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Akan Berlanjut Sampai Setahun ke Depan
ABC.net.au - Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Akan Berlanjut Sampai Setahun ke Depan

Anda yang akan bepergian ke dan dari Australia harus bersiap-siap mengalami gangguan perjalanan karena berbagai bandara di Australia diperkirakan akan kekurangan pekerja mulai bulan Juli ini sampai setahun ke depan.

Sejak perbatasan antarnegara bagian dan internasional dibuka, bandara Australia sudah mengalami berbagai masalah seperti penerbangan yang tertunda dan dibatalkan, atau bagasi yang hilang di masa-masa sibuk seperti liburan Natal dan libur peringatan ulang tahun Ratu Elizabeth.

Salah satu bandara tersibuk di Australia, Bandara Sydney sedang, mencoba mengisi lowongan untuk 5 ribu pekerja, setelah di masa pandemi mereka harus memberhentikan sekitar 15 ribu orang.

CEO Bandara Sydney, Geoff Culbert, mengatakan kepada ABC, mereka saat ini kesulitan untuk mendapatkan pekerja sekarang ini untuk mengisi kekurangan pekerja menjelang masa libur sekolah di bulan Juli.

"Saya tidak mau berpura-pura," katanya.

"

"Sekarang ini keadaannya sangat menantang. Kami akan tetap mengalami kekurangan staf di musim liburan Juni-Juli. Kami berusaha sebaik mungkin untuk menanganinya

"

"Saya kira bandara akan mengalami kesulitan mendapatkan karyawan baru selama 12 bulan ke depan."

Bandara Sydney meminta penumpang domestik untuk tiba dua jam dan penumpang internasional tiga jam sebelum penerbangan mereka untuk mengantisipasi kemungkinan adanya antrean panjang.

Di banyak bandara di dunia terjadi peningkatan antrean dengan semakin banyaknya jumlah pelancong.

Penumpang mengkritik maskapai di media sosial

Di media sosial, penumpang sudah menyampaikan kritik mereka terhadap maskapai penerbangan seperti Qantas tentang penundaan penerbangan, pembatalan, bagasi yang hilang, antrean yang panjang di bandara, kesulitan untuk menelepon maskapai, dan aturan penerbangan yang rumit.

ABC berbicara dengan penumpang maskapai Qantas dan Virgin yang kehilangan bagasi mereka sejak bulan April.

"Saya sudah menghubungi Virgin beberapa kali dan mereka selalu mengatakan hal yang sama: 'ya bagasinya segera diantar', namun sampai sekarang belum datang juga," kata Clinton Press.

Clinton juga mengatakan tidak puas dengan jumlah uang kompensasi yang ditawarkan Virgin.

Virgin menolak untuk diwawancarai dan mengatakan sedang bekerja keras untuk membantu para penumpang mereka.

Penumpang Qantas, Kevin Burke, yang sudah lama menjadi pelanggan maskapai tersebut terbang dari Darwin ke London dengan beberapa kali koneksi pesawat.

Kepada ABC, dia mengatakan masalah yang dihadapinya.

"

"Saya kira citra Qantas sudah sangat tercoreng. Layanan mereka sama sekali tidak memadai," katanya.

"

"Ketika kami tiba di Bandara Heathrow (London), pilot mengatakan bahwa seluruh bagasi penumpang tertinggal di Australia untuk memberikan tempat bagi persediaan bahan bakar."

Bagasi Kevin tiba tiga hari kemudian.

Penumpang tidur di bandara karena pembatalan penerbangan

Hari Kamis minggu lalu, penerbangan Qantas dari Dallas (Amerika Serikat) ke Sydney yang dijadwalkan terbang jam 2 pagi waktu setempat tertunda karena ada masalah teknis, sehingga sebagian penumpang tidur di lantai bandara, termasuk keluarga Gaudin.

"Tidak seorang pun menjelaskan kepada kami apa yang terjadi," kata Kat Gaudin.

"Ketika anak-anak bangun, mereka resah, lapar dan sedikit kebingungan."

Ibu dari empat anak yang masih kecil tersebut mengatakan sangat kecewa dengan maskapai penerbangan utama Australia tersebut.

Qantas sudah meminta maaf kepada para penumpang atas masalah tersebut.

Dalam pernyataannya Qantas mengatakan "sedang bekerja keras untuk mengatasi berbagai masalah yang ada" dan meminta maaf kepada penumpang yang mengalami masalah dengan bagasi mereka.

"Kami percaya bahwa menjelang liburan sekolah mendatang keadaannya akan berbeda."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Populasi India Diprediksi akan Lampaui China, Menjadikannya Negara Terpadat di Dunia 2023
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, populasi India akan melampaui China pada 202...
Terkait Manuver China di Pasifik, Menhan Australia Peringatkan Koalisi AS-Australia Tidak Bisa Tinggal Diam
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan Amerika S...
Kisruh Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Ini Tanggapan Pengelola Dana Kompensasi Korban Boeing
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Senin dan Selasa kemarin (12/07) Bareskrim Polri telah memeriksa mantan pemimpin organisasi filant...
Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Departemen Pertahanan Australia menolak untuk menjelaskan pertemuan kapal perangnya dengan pihak m...
Twitter Gugat Elon Musk, Menuntutnya Bertanggung Jawab Menyelesaikan Perjanjian Akuisisi
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Twitter telah menggugat Elon Musk dengan tuntutan agar bertanggung jawab menyelesaikan akuisisi per...
Presiden Sri Lanka Melarikan Diri Bersama Istrinya ke Maladewa
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah meninggalkan negara itu tak lama setelah pengunjuk ras...
Presiden Jokowi Akhiri Rangkaian Lawatan, Fokus pada Krisis Pangan dan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo mengakhiri perjalanannya ke Ukraina dan Rusia, mendorong pemulihan k...
Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Ketika ayah Ali Mehdi, seorang migran asal Pakistan, meninggal pada tahun 2017, dia mulai mencari ne...
Tiga Orang Tewas dalam Penembakan di Pusat Perbelanjaan di Denmark
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Perdana Menteri Denmark mengatakan penembakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kopenhagen adalah &quo...
Warga Migran Berpikir untuk Meninggalkan Australia Karena Kenaikan Biaya Hidup
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Kenaikan harga kebutuhan di Australia telah membuat para migran berpikir dua kali tentang apakah mas...

InfodariAnda (IdA)