Dianggap “Membeo” Propaganda China, Komisaris HAM PBB Diminta Mundur
Elshinta
Senin, 06 Juni 2022 - 09:58 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Dianggap “Membeo” Propaganda China, Komisaris HAM PBB Diminta Mundur
VOA Indonesia - Dianggap “Membeo” Propaganda China, Komisaris HAM PBB Diminta Mundur
Menyusul kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Bachelet, ke China yang telah lama dinantikan, pernyataannya terkait perlakuan terhadap kelompok minoritas di Xinjiang memicu kritik keras dari warganet di media sosial dan pemerintah Barat.   Dalam konferensi pers 28 Mei lalu, Bachelet menekankan bahwa kunjungannya ke China bukanlah untuk tujuan penyelidikan, melainkan kesempatan untuk mendiskusikan isu hak asasi manusia dengan pejabat senior China dan “membuka jalan” untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut di masa mendatang. Ia kemudian memuji China atas kinerjanya dalam mengatasi kemiskinan dan kesetaraan gender.   “Di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, saya telah mengajukan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran tentang penerapan langkah-langkah kontra-terorisme dan deradikalisasi serta penerapannya secara luas – khususnya, dampak penerapan itu terhadap hak-hak warga Uyghur dan minoritas Muslim lainnya,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan.   Bachelet “menghina” Kantor HAM PBB sendiri dengan mengadopsi narasi Beijing, kata Rushan Abbas, pendiri sekaligus direktur eksekutif organisasi Campaign for Uyghurs yang bermarkas di Washington.   “Bachelet hanya mengulangi ucapan CCP (Partai Komunis China) seperti soal ‘anti-terorisme’ dan ‘deradikalisasi.’ Mengkooptasi narasi ‘anti-terorisme’ Beijing sama saja melegitimasi genosida yang dilakukan China,” kata Abbas melalui email kepada VOA.   Kelompok-kelompok HAM dan beberapa negara menuduh China melakukan tindak kejahatan terhadap kemanusiaan, yang mencakup penahanan satu juta warga Uyghur dan minoritas etnis Muslim Turki lainnya di kamp-kamp dan menjadi sasaran penyiksaan, melakukan sterilisasi serta kerja paksa – tuduhan-tuduhan yang dibantah China.   Beijing menggambarkan fasilitas-fasilitas itu sebagai pusat pendidikan vokasional dan pelatihan. Menyusul kunjungannya, Bachelet mengatakan bahwa pejabat pemerintah China meyakinkannya bahwa fasilitas-fasilitas tersebut telah “dibongkar.”  Melalui Twitter, Abbas mengatakan bahwa Bachelet telah mengabaikan mandatnya dan ia meminta Bachelet mengundurkan diri.    Sementara itu, Nikki Haley, mantan duta besar AS untuk PBB, mencuit bahwa Bachelet “seharusnya dipecat karena mengabaikan genosida selama mengikuti tur propaganda China.”    Pada hari Rabu (1/6), Komisi Eksekutif Kongres AS untuk China menyatakan dalam sebuah cuitan bahwa Bachelet gagal berbicara atas nama warga “Uyghur yang tertindas” dan mendesak sang kepala HAM PBB untuk menerbitkan laporannya terkait Xinjiang dan “berbicara sejujurnya” di sidang HAM PBB berikutnya tentang bagaimana warga Uyghur diperlakukan di China. “Selain itu, ia harus diganti ketika masa jabatannya berakhir September nanti.”  September lalu, Bachelet mengatakan bahwa kantornya tengah menyelesaikan sebuah laporan tentang dugaan “pelanggaran HAM serius” di Xinjiang.   Liz Throssel, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (OHCHR), mengatakan bahwa ketika laporan yang disusun kantornya itu selesai, maka “laporan itu akan dibagikan dengan pihak berwenang untuk komentar yang factual” sebelum dipublikasikan.   “Laporan itu perlu diperbarui dengan interaksi dan pengamatan kami dari kunjungan tersebut,” kata Throssel melalui email kepada VOA.   Pada hari Senin, Kantor Urusan Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris mengeluarkan pernyataan yang berisi, “Kegagalan China untuk memberikan akses seperti itu hanya menunjukkan tekad mereka untuk menyembunyikan kebenaran.”  Sementara Jerman mengungkapkan kekecewaannya dan meminta kantor Bachelet menerbitkan laporannya terkait situasi di Xinjiang “sesegera mungkin. Sabtu lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa AS “tetap khawatir mengenai” kunjungan Bachelet dan timnya, serta “upaya Beijing untuk membatasi dan memanipulasi” kunjungannya.   Menteri Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa tuduhan pelanggaran HAM di Xinjiang adalah “kebohongan dan rumor” belaka. Ia kemudian menuduh AS “menutup mata dan telinga terhadap fakta dan kebenaran” tentang Xinjiang.   Ia menyebut tuduhan kunjungan China yang dibatasi sebagai “kebohongan baru,” dan mengatakan bahwa “seluruh kegiatan dan pengaturan kunjungan Komisaris Tinggi Bachelet di China diputuskan sesuai dengan keinginannya dan berdasarkan konsultasi penuh kedua belah pihak.” [rd/pp]
DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Biden Ingin Seimbangkan Kepentingan dan Ideologi dalam Lawatan Timur Tengah
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Dalam lawatan ke Timur Tengah pekan depan, Presiden Biden dijadwalkan akan mendorong integrasi Israe...
Menang Pemilu, Kelompok Konservatif Jepang Berencana Revisi Konstitusi
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Koalisi konservatif yang berkuasa di Jepang memperoleh kemenangan besar pada pemilu legislatif hari ...
Jerman Bersiap Kemungkinan Rusia Hentikan Pasokan Gas 
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Gas alam merupakan sumber energi utama di Jerman. Sekitar setengah dari rumah tangga di negara itu m...
Jepang Adakan Upacara Mengenang Abe Sehari Sebelum Pemakaman
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Upacara peringatan mengenang mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diselenggarakan di Tokyo Senin...
PM Inggris Bertekad Lanjutkan Pekerjaan Hingga Serahkan “Mandat”
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Boris Johnson hari Senin (11/7) mengatakan ia bertekad untuk terus menjalankan program-program pemer...
Wapres Taiwan Beri Penghormatan Terakhir Bagi Abe
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-Te hari Senin (11/7) tampak meninggalkan kediaman mantan Perdana Men...
Komandan Kapal Induk AS Puji Latihan Angkatan Laut RIMPAC
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Komandan kapal induk Amerika USS Abraham Lincoln Kapten Amy Bauernschmidt hari Senin (11/7) memuji l...
KBRI Belum Berencana Evakuasi WNI dari Sri Lanka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI di Sri Lanka mengatakan belum berencana mengevakuasi warga ne...
Lawatan Biden ke Timur Tengah: Antara HAM, Energi, dan Keamanan Regional
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Lawatan Presiden AS Joe Biden ke Timur Tengah pekan ini didominasi isu tingginya harga minyak dunia ...
Perdana Menteri Inggris Baru akan Diumumkan pada 5 September
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:04 WIB
Graham Brady, pemimpin dari sekelompok legislator Konservatif yang kuat yang dikenal sebagai Komite ...

InfodariAnda (IdA)