Beda lho antara hari libur dengan liburan. Orang yang bekerja, karyawan dimana pun pasti punya hari libur, tetapi belum tentu hari libur itu digunakan untuk liburan.
Liburan identik dengan bepergian, piknik, atau jalan-jalan. Entah ke pantai, pegunungan atau hanya sekadar pelesiran ke kampung halaman. Bisa mengunakan transportasi kendaraan pribadi, kereta api, atau pesawat terbang.
Pemerintah hendak mengatur libur akhir tahun agar tidak terjadi kerumunan yang berpotensi menaikan jumlah orang yang terpapar Covid-19 karena berkerumun saat menikmati libur panjang.
Bisik-bisik rekan kami yang kebetulan para pekerja sangat terdengar jelas, yaitu mereka sangat membutuhkan hari libur, apalagi libur akhir tahun. Begitu mendengar akan dibuat pengaturan, mereka berpikir apakah tidak akan ada hari libur di akhir tahun? Apakah akan bekerja terus disaat orang-orang berjalan-jalan bersama keluarga di akhir tahun?
Pertanyaan yang belum terjawab tentunya, karena libur kerja itu tetap penting. Sementara liburan yang menghabiskan uang dan perjalanan jauh, tentu kita sepakat harus diatur agar tidak terjadi klaster libur panjang.
Yang mana yang akan diatur? Jumlah hari liburnya-kah? Atau sarana dan prasarana liburannya, agar orang tidak membuat hari libur digunakan untuk berliburan? Bisa saja lokasi wisata ditutup dan transportasi dibatasi, misalnya. Dengan begitu, hari libur yang lebih dari satu atau dua hari tetap bisa digunakan berkumpul bersama keluarga di rumah saja.