jangkrik sebagai panganan dan tips menyantapnya

Elshinta
Jumat, 27 Mei 2022 - 09:35 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
jangkrik sebagai panganan dan tips menyantapnya
Produk jangkrik dalam wujud asli dan bubuk yang diperlihatkan dalam perhelatan THAIFEX - Anuga Asia 2022, di Bangkok, Kamis (26/5/2022). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

Elshinta.com - Serangga semisal jangkrik sebagai salah satu sumber makanan yang tersedia di sejumlah negara termasuk Thailand kini disajikan dalam berbagai bentuk makanan sehingga orang-orang tak perlu bertatap mata dengan wujud asli serangga itu saat ingin menyantapnya.

Jangkrik tersedia dalam versi tepung atau bubuk untuk kemudian ditambahkan ke dalam berbagai makanan semisal produk roti, sup, minuman, protein bar. Tak hanya makanan dan minuman, serangga ini juga dijadikan salah satu bahan dalam produk kecantikan.

"Anda bisa coba dalam bentuk produk jadi seperti protein bar. Anda tak perlu melihat langsung wujud jangkrik karena kami menghindari menunjukkannya dalam gambar (di kemasan)," ujar Chief Executive Officer Global Bugs Asia, Kanitsanan Thanthitiwat saat diwawancara di sela perhelatan pameran THAIFEX - Anuga Asia 2022, Bangkok, Kamis (26/5).

Berbicara kandungan nutrisi pada jangkrik, protein termasuk salah satunya. Jangkrik diketahui memiliki kandungan protein lebih banyak ketimbang daging sapi, ayam dan babi.


Chief Executive Officer Global Bugs Asia, Kanitsanan Thanthitiwat menunjukkan produk berbasis jangkrik dalam kemasan protein bar di sela perhelatan THAIFEX - Anuga Asia 2022, di Bangkok, Kamis (26/5/2022). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

Studi memperlihatkan, jangkrik bubuk mengandung sekitar 65,5 persen protein, sementara jangkrik dewasa menyediakan 13,2-20,3 gram protein per 100 gram. Beberapa spesies jangkrik juga mengandung sembilan asam amino esensial dalam proporsi yang ideal.

Sebuah ulasan pada tahun 2020 seperti dikutip dari Healthline, menemukan, tubuh dapat mencerna proporsi protein dari jangkrik daripada dari telur, susu, atau daging sapi. Ini menunjukkan tubuh mencerna protein jangkrik lebih baik daripada sumber protein nabati.

Jangkrik memiliki rangka luar keras mengandung kitin atau sejenis serat yang sulit dicerna. Ketika rangka ini dihilangkan, angka kecernaan protein dari jangkrik meningkat secara dramatis.

Selain protein, jangkrik juga mengandung banyak nutrisi lain, termasuk lemak, kalsium, kalium, zinc, magnesium, biotin, asam pantotenat dan zat besi. Satu studi menemukan, kandungan zat besi jangkrik 180 persen lebih tinggi daripada daging sapi. Plus, jangkrik juga lebih tinggi kalsium dan vitamin B riboflavin daripada produk daging seperti ayam, babi, dan sapi.

Terlebih lagi, jangkrik termasuk sumber serat yang kaya. Studi menunjukkan, kandungan serat jangkrik bisa mencapai 13,4 persen dalam porsi 100 gram. Selain itu, jangkrik menyediakan lemak yang sebagian besar dalam bentuk asam lemak tak jenuh ganda. Studi telah menghubungkan ini dengan manfaat kesehatan, termasuk perbaikan dalam faktor risiko penyakit jantung.

Masyarakat di negara Afrika, Asia dan Amerika Latin bahkan menjadikan konsumsi serangga termasuk bagian budaya masyarakat mereka. Orang-orang menggunakan sekitar 2100 spesies serangga untuk dijadikan makanan dengan jangkrik menjadi sumber makanan serangga paling umum di seluruh dunia.

Walau begitu, pada kenyataannya, menurut Thanthitiwat, kebanyakan masyarakat di berbagai belahan dunia masih belum bisa menerima serangga sebagai salah satu pilihan bahan pangan sumber alternatif. Penelitian menunjukkan, orang-orang di negara-negara Barat tidak sepenuhnya nyaman memakan serangga karena mereka cenderung memandang serangga sebagai sesuatu yang najis atau berpotensi berbahaya,

Namun, seiring waktu lebih banyak orang mulai menerima konsumsi jangkrik, karena perusahaan makanan menciptakan produk berbasis jangkrik dengan bentuk dan kemasan yang lebih menarik seperti bubuk dan protein bar.

"Semua orang takut (mencicipi jangkrik) tetapi bila Anda membuka pikiran dan paham ini sangat terkait dengan konsep keberlanjutan, hanya membutuhkan sedikit sumber daya untuk membuat 1 kg jangkrik, buka hatimu dan cobalah," kata dia.

Walau begitu, mencoba langsung jangkrik dalam wujud aslinya, mungkin bukan ide buruk. Bela (bukan nama sebenarnya), seorang jurnalis dari Jakarta, Indonesia termasuk salah satu sosok yang akhirnya memberanikan diri mencicipi hidangan jangkrik. Dalam percobaan kali pertama, dia bahkan menyantap langsung jangkrik dalam wujud aslinya.

"Ini kali pertama saya mencoba, rasanya mirip seperti ikan teri. Renyah, saya suka," ujar dia yang akhirnya membawa pulang hidangan jangkrik yang telah dibumbui rasa barbekyu.

Orang-orang dengan riwayat alergi terhadap jenis kerang-kerangan dan tungau debu perlu waspada bila ingin mengonsumsi jangkrik. Tetapi, penelitian di bidang ini masih kurang, dan para ilmuwan masih perlu melakukan lebih banyak studi untuk memahami sepenuhnya potensi reaksi alergi terkait konsumsi serangga. Beberapa peneliti mengingatkan, serangga seperti jangkrik dapat bertindak sebagai pembawa patogen yang dapat menginfeksi manusia dan hewan.

Berbicara harga produk berbasis jangkrik saat ini, Thanthitiwat menuturkan produk jangkrik dalam bentuk bubuk dibanderol 1300 Baht atau setara Rp555.190 per kg dan 250 baht atau 106.767 per 100 gram. Produk sudah tersedia dan bisa dipesan melalui internet.

Lalu, apakah ini akan tersedia di Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim? Thanthitiwat mengatakan, sudah ada pembicaraan terkait ini dengan Duta Besar Indonesia untuk Bangkok. Menurut dia, produk ini halal bagi muslim.

"Duta Besar Indonesia sudah mengunjungi kami sebelum pandemi COVID-19 dan beliau berencana datang lagi dengan pebisnis asal Indonesia tahun ini, mungkin bulan depan dan beliau akan kembali ke negaranya, mencoba menyakinkan masyarakat Indonesia tentang konsumsi serangga, mungkin membawa jangkrik dari pulau Jawa," demikian kata dia.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
 Lestarikan wisata kuliner, Saga gelar workshop Opak Conggeang khas Jabar
Minggu, 03 September 2023 - 11:12 WIB

Lestarikan wisata kuliner, Saga gelar workshop Opak Conggeang khas Jabar

Elshinta.com, Sahabat Ganjar (Saga) relawan yang berdedikasi  melestarikan warisan kuliner tradisio...
Kacang Sacha Inchi, miliki nilai jual tinggi dan kandungan Omega 3 lebih dari ikan Salmon
Senin, 28 Agustus 2023 - 19:06 WIB

Kacang Sacha Inchi, miliki nilai jual tinggi dan kandungan Omega 3 lebih dari ikan Salmon

Elshinta.com, PT Mitera Karya Djaya Perdasa (MKDP) Regional II Aceh mengajak para petani Aceh Utara ...
Di Pare Pare, Saga gelar workshop pembuatan Roti Mantao
Minggu, 27 Agustus 2023 - 15:55 WIB

Di Pare Pare, Saga gelar workshop pembuatan Roti Mantao

Elshinta.com, Sahabat Ganjar, relawan yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan kewirausahaan, ke...
Hokben Mampang tampung 152 bangku hingga party room, musala, dan area parkir yang luas
Jumat, 25 Agustus 2023 - 14:53 WIB

Hokben Mampang tampung 152 bangku hingga party room, musala, dan area parkir yang luas

Elshinta.com, Di tengah banyak perusahaan, cafe atau rumah makan yang gulung tikar, Rumah makan HokB...
MUI tegaskan produk `wine` Nabidz haram
Selasa, 22 Agustus 2023 - 20:34 WIB

MUI tegaskan produk `wine` Nabidz haram

Elshinta.com, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menegaskan bahwa ...
Mencicipi hidangan khas Vietnam di restoran halal Saigon
Rabu, 16 Agustus 2023 - 17:45 WIB

Mencicipi hidangan khas Vietnam di restoran halal Saigon

Elshinta.com, Bagi warga muslim tentu ada kalanya kesulitan untuk menemukan restoran makanan halal t...
Dokter anak katakan tata laksana anak obesitas dengan ganti camilan
Selasa, 08 Agustus 2023 - 17:23 WIB

Dokter anak katakan tata laksana anak obesitas dengan ganti camilan

Elshinta.com, Ketua Tim Satuan Tugas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Banten dr Novitria Dwinanda...
Pilihan makanan yang cocok untuk akhir pekan
Minggu, 06 Agustus 2023 - 11:55 WIB

Pilihan makanan yang cocok untuk akhir pekan

Elshinta.com, Akhir pekan bersama teman?, sudah menemukan makanan yang cocok?.
Inspirasi kuliner unik, Barbie berbalut gaun daging
Sabtu, 05 Agustus 2023 - 21:31 WIB

Inspirasi kuliner unik, Barbie berbalut gaun daging

Elshinta.com, Hadir di restoran Jepang bernama Rokurenya yang terletak di AEON Mall BSD, Kabupaten T...
Rekomendasi jajanan lezat di festival `Kampoeng Tempo Doeloe`
Sabtu, 05 Agustus 2023 - 07:19 WIB

Rekomendasi jajanan lezat di festival `Kampoeng Tempo Doeloe`

Elshinta.com, JF3 Food Festival kembali hadir untuk ke-18 kalinya dengan menghadirkan festival kulin...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi