Hadapi wabah COVID-19, Korut mobilisasi tentara

Elshinta
Selasa, 17 Mei 2022 - 21:31 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Hadapi wabah COVID-19, Korut mobilisasi tentara
Personel militer dari korps medis Tentara Rakyat Korea menghadiri peluncuran program peningkatan pasokan obat-obatan di tengah wabah COVID-19, di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Sentral Korea (KCNA), 17 Mei 2022. ANTARA/KCNA via REUTERS/as

Elshinta.com - Korea Utara telah mengerahkan kekuatan militernya untuk mendistribusikan obat COVID-19 dan mengerahkan lebih dari 10 ribu tenaga medis untuk menelusuri kontak pasien, kata media pemerintah, KCNA, Selasa.

Negara terisolasi itu tengah menghadapi gelombang COVID-19 pertama yang dilaporkan pekan lalu, memicu kekhawatiran tentang krisis besar akibat rendahnya vaksinasi dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Kantor pencegahan wabah darurat Korut melaporkan tambahan 269.510 orang bergejala demam, sehingga totalnya menjadi 1,48 juta. Jumlah kematian bertambah enam menjadi 56 orang hingga Senin (16/5) malam, kata KCNA.

Media resmi itu tidak melaporkan berapa banyak warga yang hasil tesnya positif COVID.

Korut belum melakukan vaksinasi massal dan memiliki keterbatasan pengujian. Keadaan tersebut mengkhawatirkan karena mempersulit penilaian tentang seberapa luas dan cepat penyakit itu menyebar dan berapa banyak ada kasus terkonfirmasi dan kematian.

"Angka-angkanya tidak bisa diandalkan, tapi banyaknya orang yang mengalami demam mencemaskan," kata Lee Jae-gap, profesor penyakit menular di Sekolah Kedokteran Universitas Hallym.

Dia mengatakan angka kematian akan melonjak seiring waktu, tetapi Pyongyang mungkin berusaha menjaga data tetap rendah di mata publik untuk menghindari krisis politik.

"Saya tak berpikir rezim Korea Utara mampu merilis angka kematian yang melonjak, yang akan merusak sentimen publik."

Menghitung kematian akibat COVID dari luar Korut akan memerlukan perbandingan dengan data kematian berlebih, jauh setelah wabah itu berakhir, kata Eom Joong-sik, profesor penyakit menular di Pusat Kesehatan Gil Universitas Gachon di Korea Selatan.

Tapi tidak ada sensus tahunan di Korut, kata dia menambahkan.

KCNA melaporkan "sebuah pasukan yang hebat" dari korps medis angkatan darat segera dikerahkan untuk memasok obat-obatan di Ibu Kota Pyongyang yang menjadi episentrum wabah, menyusul perintah dari pemimpin Korut Kim Jong Un.

Misi tim tersebut adalah "meredakan krisis kesehatan publik" di Pyongyang, kata KCNA.

Sejumlah anggota senior politbiro di Partai Pekerja yang berkuasa mengunjungi apotek dan kantor pengelolaan obat untuk memeriksa pasokan dan kebutuhan, kata KCNA dalam laporan terpisah.

Kim sebelumnya mengkritik pendistribusian obat yang tidak efektif.

"Mereka mendesak dikeluarkannya perintah yang lebih tegas untuk menjaga dan menangani pasokan medis, mempertahankan prinsip untuk memprioritaskan kebutuhan dan kenyamanan masyarakat dalam pasokan," kata KCNA.

Upaya menelusuri kontak pasien juga diintensifkan. Sekitar 11.000 pejabat kesehatan, guru dan mahasiswa kedokteran bergabung dalam "pemeriksaan medis semua penduduk secara intensif" di seluruh negara itu untuk mencari dan mengobati warga yang demam.

Namun, berbagai sektor bisnis tetap menjaga produksi dan konstruksi, meskipun harus menerapkan langkah pencegahan virus, kata KCNA.

Kim telah mengeluarkan perintah tentang aktivitas terbatas yang diizinkan di setiap kota dan desa.

Korsel Menunggu Respons
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa virus bisa menyebar cepat di Korut, yang selama ini tak melakukan program vaksinasi dan menolak bantuan internasional.

Banyak obat yang didistribusikan adalah penghilang rasa sakit dan pereda demam seperti ibuprofen, amoksilin, dan antibiotik lainnya, yang tidak mematikan virus tetapi kerap diresepkan untuk infeksi bakteri sekunder. Pengobatan di rumah seperti berkumur dengan air garam juga dianjurkan.

Korsel pada Senin menawarkan diri untuk mengirim bantuan obat-obatan, termasuk vaksin, masker dan alat tes, serta kerja sama teknis, tapi mengatakan Korut tidak menanggapi pesannya.

Seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani urusan lintas batas, mengatakan pada Selasa bahwa belum ada tanggapan dari Korut tetapi pihaknya berencana untuk "menunggu respons tanpa menekan".

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya mengkhawatirkan dampak wabah itu pada rakyat Korut, dan mendukung bantuan obat-obatan ke negara itu.

"Kami sangat mendukung dan mendorong upaya AS dan organisasi bantuan dan kesehatan internasional untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran COVID-19… dan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dalam bentuk lain kepada kelompok-kelompok rentan di negara itu," kata seorang juru bicara.

Sumber: Reuters

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
Jumlah pasien penderita sengatan panas di Korsel meningkat
Sabtu, 29 Juli 2023 - 21:47 WIB

Jumlah pasien penderita sengatan panas di Korsel meningkat

Elshinta.com, Jumlah pasien korban sengatan panas di Korea Selatan (Korsel) meningkat dalam dua hari...
Sekolah Republik Indonesia Tokyo luluskan 28 murid
Sabtu, 17 Juni 2023 - 21:33 WIB

Sekolah Republik Indonesia Tokyo luluskan 28 murid

Elshinta.com, Sebanyak 28 siswa dan siswi jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah ata...
Gempa bumi magnitudo 6,9 guncang Suva, Kepulauan Fiji
Jumat, 16 Juni 2023 - 07:17 WIB

Gempa bumi magnitudo 6,9 guncang Suva, Kepulauan Fiji

Elshinta.com, Gempa bumi bermagnitudo 6,9 mengguncang Suva, negara Kepulauan Fiji (Fiji Island), pad...
Kaisar Jepang Naruhito akan kunjungi Indonesia
Selasa, 13 Juni 2023 - 21:03 WIB

Kaisar Jepang Naruhito akan kunjungi Indonesia

Elshinta.com, Kaisar Jepang Naruhito akan mengunjungi Indonesia pada 17-23 Juni 2023 dalam sebuah ku...
Indonesia tuan rumah pertemuan pakar antariksa Asia-Pasifik
Rabu, 07 Juni 2023 - 19:11 WIB

Indonesia tuan rumah pertemuan pakar antariksa Asia-Pasifik

Elshinta.com, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan internasional ke-29 para pakar antariksa di kaw...
Korea Utara kecam IMO yang kritik peluncuran satelitnya
Senin, 05 Juni 2023 - 02:47 WIB

Korea Utara kecam IMO yang kritik peluncuran satelitnya

Elshinta.com, Korea Utara pada Minggu mengecam Organisasi Maritim Internasional (IMO) karena mengado...
Melihat dari dekat purwarupa jet tempur KF-21 Boramae
Senin, 05 Juni 2023 - 01:35 WIB

Melihat dari dekat purwarupa jet tempur KF-21 Boramae

Elshinta.com, Cuaca cerah dan terik sinar Matahari menghiasi langit Kota Sacheon, Provinsi Gyeongsan...
Korban tewas dalam kecelakaan kereta di India bertambah jadi 288
Minggu, 04 Juni 2023 - 20:37 WIB

Korban tewas dalam kecelakaan kereta di India bertambah jadi 288

Elshinta.com, Korban tewas akibat kecelakaan kereta api di India bertambah menjadi 288 pada Sabtu (3...
Tiga polisi China ditahan akibat serang wartawan saat liputan
Minggu, 04 Juni 2023 - 18:59 WIB

Tiga polisi China ditahan akibat serang wartawan saat liputan

Elshinta.com, Tiga anggota kepolisian di Kota Bijie, Provinsi Guizhou, China, ditahan dan dicopot da...
Beijing bantah kapal riset China masuki ZEE Vietnam
Sabtu, 27 Mei 2023 - 06:41 WIB

Beijing bantah kapal riset China masuki ZEE Vietnam

Elshinta.com, Otoritas China di Beijing, Jumat, membantah tuduhan bahwa kapal riset Xiang Yang Hong-...

InfodariAnda (IdA)