Kentongan dan beduk, kearifan lokal untuk mitigasi bencana di Mataram

Elshinta
Jumat, 13 Mei 2022 - 18:21 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Kentongan dan beduk, kearifan lokal untuk mitigasi bencana di Mataram
Ilustrasi - Beduk di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di Pulau Lombok beduk masih menjadi salah satu kearifan lokal selain kentongan untuk mitigasi bencana. (ANTARA/Nirkomala)

Elshinta.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan mitigasi bencana dari kearifan lokal yang masih dipelihara dan nilai efektif memberikan informasi dan peringatan dini bencana kepada masyarakat adalah kentongan dan beduk.

"Dua kearifan lokal itu masih kita manfaatkan sebagai mitigasi bencana. Lainnya, sudah berubah sesuai perkembangan zaman dan teknologi," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan dua alat mitigasi bencana dari kearifan lokal tersebut biasanya akan dibunyikan ketika ada satu bencana yang terjadi di sebuah lokasi.

"Untuk beduk biasanya dilakukan masyarakat di masjid-masjid sedangkan kentongan dibunyikan di banjar-banjar umat Hindu," katanya.

Kentongan dan beduk, tambah Muzaki, hingga kini masih menjadi EWS (early warning system) atau sistem peringatan dini menjadi bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan masyarakat karena peringatan dapat menjadi faktor kunci penting yang menghubungkan antara tahap kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

"Kentongan dan beduk merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat," katanya.

Dengan target, agar masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan tepat karena kesigapan dan kecepatan reaksi masyarakat diperlukan karena waktu yang sempit dari saat dikeluarkannya informasi datangnya bencana.

Sementara peringatan dini bencana yang sudah berkembang mengikuti teknologi saat ini antara lain, kata Muzaki, bisa lakukan dengan membunyikan sirene dan pengeras suara.

"Khusus untuk pendeteksi bencana tsunami, kita sudah punya EWS tsunami di pinggir Pantai Penghulu Agung. Pada tanggal 26 setiap bulan, kita tetap aktivasi untuk memastikan alat tersebut masih berfungsi baik," katanya.

Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai, abrasi, dan konflik sosial.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
Iriana perlihatkan mini Indonesia TMII kepada pendamping ASEAN-mitra
Rabu, 06 September 2023 - 23:34 WIB

Iriana perlihatkan mini Indonesia TMII kepada pendamping ASEAN-mitra

Elshinta.com, Ibu Negara Iriana Joko Widodo memperlihatkan versi mini Indonesia di Taman Mini Indone...
Wali Kota Bengkulu canangkan rumah ibadah buka 24 jam
Selasa, 05 September 2023 - 23:35 WIB

Wali Kota Bengkulu canangkan rumah ibadah buka 24 jam

Elshinta.com, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mencanangkan program rumah ibadah di wilayah tersebut b...
HUT ke-43 Dekranas Kota Tegal, Tegal Fashion Street Volume 2 digelar
Selasa, 05 September 2023 - 21:46 WIB

HUT ke-43 Dekranas Kota Tegal, Tegal Fashion Street Volume 2 digelar

Elshinta.com, Tegal Fashion Street Volume 2 tingkat nasional berlangsung meriah, Sabtu (2/9) di Jala...
 Pamitan, Ganjar minta warga Batang manfaatkan kawasan industri untuk kesejahteraan
Selasa, 05 September 2023 - 17:57 WIB

Pamitan, Ganjar minta warga Batang manfaatkan kawasan industri untuk kesejahteraan

Elshinta.com, - Malam terakhir Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah dihabiskan dengan selawat...
Perkenalkan IKN di Swiss, PTRI Jenewa tampilkan budaya Kaltim
Selasa, 05 September 2023 - 13:04 WIB

Perkenalkan IKN di Swiss, PTRI Jenewa tampilkan budaya Kaltim

Elshinta.com, Tarian Datun Bengen Tawai dari Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu atraksi da...
Stafsus Menag katakan, pemasangan Chatra untuk sempurnakan keagungan Candi Borobudur 
Sabtu, 02 September 2023 - 17:35 WIB

Stafsus Menag katakan, pemasangan Chatra untuk sempurnakan keagungan Candi Borobudur 

Elshinta.com, Pemasangan chatra atau payung di puncak stupa utama Candi Borobudur merupakan penyempu...
Kemendikbudristek selenggarakan Festival Komunitas Seni Media di NTB
Sabtu, 02 September 2023 - 12:34 WIB

Kemendikbudristek selenggarakan Festival Komunitas Seni Media di NTB

Elshinta.com, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pen...
Kolaborasi Soneta x Dipha Barus tutup hari pertama Synchronize Fest
Sabtu, 02 September 2023 - 11:24 WIB

Kolaborasi Soneta x Dipha Barus tutup hari pertama Synchronize Fest

Elshinta.com, Ajang festival musik Synchronize Fest 2023 hari pertama di Gambir Expo Kemayoran, Jaka...
Ex member gen 1 meriahkan penampilan JKT48 di Synchronize Fest
Sabtu, 02 September 2023 - 11:09 WIB

Ex member gen 1 meriahkan penampilan JKT48 di Synchronize Fest

Elshinta.com, Penampilan grup idola wanita JKT48 turut dimeriahkan oleh kehadiran ex member JKT48 ge...
Iwan Fals dan Sawung Jabo reuni di Synchronize Fest 2023
Sabtu, 02 September 2023 - 10:54 WIB

Iwan Fals dan Sawung Jabo reuni di Synchronize Fest 2023

Elshinta.com, Pada pergelaran hari pertama Synchronize Fest 2034 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta P...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi