AS kritik Rusia, China yang menentang sanksi PBB atas Korut

Elshinta
Kamis, 12 Mei 2022 - 09:47 WIB | Editor : Calista Aziza | Sumber : Antara
AS kritik Rusia, China yang menentang sanksi PBB atas Korut
Kendaraan berat membawa rudal balistik antarbenua Hwasong-17 pada parade militer malam hari untuk menandai peringatan 90 tahun berdirinya Tentara Revolusioner Rakyat Korea di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara (26/4/2022). (KCNA melalui REUTERS)

Elshinta.com - Amerika Serikat mengkritik China dan Rusia pada Rabu karena kedua negara itu menentang tindakan lebih lanjut PBB terhadap Korea Utara.

AS juga memperingatkan bahwa Dewan Keamanan "tidak bisa tinggal diam lagi" saat Pyongyang mempersiapkan uji coba nuklir ketujuh.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Linda Thomas-Greenfield, merujuk pada "dua anggota dewan" yang berpendapat bahwa upaya menahan diri oleh dewan akan mendorong Korea Utara "untuk berhenti meningkatkan ketegangan dan malah datang ke meja perundingan."

“Jelas, diam dan menahan diri tidak efektif,” kata Thomas-Greenfield dalam pertemuan dewan yang diadakan oleh Amerika Serikat mengenai peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara.

"Sudah waktunya untuk berhenti memberikan izin diam-diam dan mulai mengambil tindakan."

Korea Utara telah dikenai sanksi PBB sejak 2006 atas program nuklir dan rudal balistiknya. Amerika Serikat ingin Dewan Keamanan beranggotakan 15 negara itu memberikan suara selama Mei pada resolusi yang dirancang AS untuk memberikan sanksi lebih lanjut kepada Pyongyang.

"Kami tidak bisa menunggu sampai (Korea Utara) melakukan tindakan provokatif, ilegal, dan berbahaya lainnya -- seperti uji coba nuklir," kata Thomas-Greenfield.

Washington menilai Korea Utara bisa siap untuk melakukan tes semacam itu pada awal bulan ini.

Namun, negara yang memiliki hak veto, China dan Rusia menentang sanksi PBB lebih lanjut dan telah lama mendorong dewan itu untuk melonggarkan tindakan tersebut di Korea Utara dengan alasan kemanusiaan. Amerika Serikat mengatakan sekarang bukan waktunya.

Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan pada Rabu bahwa resolusi yang dirancang AS "bukan cara yang tepat untuk mengatasi situasi saat ini."

"Sayangnya, AS telah menutup mata terhadap proposal yang masuk akal dari China dan anggota dewan terkait lainnya, dan tetap terpikat takhayul kekuatan magis sanksi," kata Zhang kepada dewan.

Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva, mengatakan resolusi yang dirancang oleh Rusia dan China untuk meringankan sanksi Korea Utara "tetap jadi pilihan" dan "dapat mendorong para pihak untuk meningkatkan upaya negosiasi."

Dewan itu terakhir memperketat sanksi terhadap Pyongyang pada 2017. Tapi Korea Utara berhasil bekerja menghindari beberapa sanksi PBB, menurut pemantau sanksi independen PBB.

Sumber: Reuters

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
AS ingatkan Korut agar jangan jual senjata kepada Rusia
Rabu, 06 September 2023 - 13:27 WIB

AS ingatkan Korut agar jangan jual senjata kepada Rusia

Elshinta.com, Amerika Serikat memperingkatkan Korea Utara agar tidak menjual senjata kepada Rusia.
AS tegaskan kembali dukungan terhadap pelepasan air olahan Jepang
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 16:07 WIB

AS tegaskan kembali dukungan terhadap pelepasan air olahan Jepang

Elshinta.com, Amerika Serikat (AS), Jumat (25/8), menegaskan kembali dukungannya terhadap pelepasan ...
Deplu AS sebut belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut
Kamis, 03 Agustus 2023 - 12:49 WIB

Deplu AS sebut belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut

Elshinta.com, Korea Utara belum memberikan tanggapan yang berarti terhadap permintaan dari Komando P...
AS waspadai gelombang panas berbahaya dan banjir
Sabtu, 29 Juli 2023 - 18:26 WIB

AS waspadai gelombang panas berbahaya dan banjir

Elshinta.com, Gelombang panas berbahaya akan terus melanda wilayah Pantai Timur dan dataran tengah A...
AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber
Kamis, 20 Juli 2023 - 13:22 WIB

AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber

Elshinta.com, Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan kejahatan siber yang dilakukan pelaku dari...
Kadin kenalkan budaya Sultra di Lotus Festival Amerika Serikat
Selasa, 18 Juli 2023 - 08:07 WIB

Kadin kenalkan budaya Sultra di Lotus Festival Amerika Serikat

Elshinta.com, Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Sulawesi Tenggara (Sultra) mengenalkan budaya Bum...
Badan Cuaca AS sebut 37 juta penduduk hadapi cuaca panas berbahaya
Rabu, 12 Juli 2023 - 13:06 WIB

Badan Cuaca AS sebut 37 juta penduduk hadapi cuaca panas berbahaya

Elshinta.com, Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat pada Selasa memperkirakan sekitar 37 juta pendudu...
Blinken akan angkat isu Korut di Forum ASEAN
Sabtu, 08 Juli 2023 - 13:18 WIB

Blinken akan angkat isu Korut di Forum ASEAN

Elshinta.com, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam Forum Kawasan ASEAN (ARF...
Biden kembali serukan reformasi senjata pada Hari Kemerdekaan AS
Rabu, 05 Juli 2023 - 13:31 WIB

Biden kembali serukan reformasi senjata pada Hari Kemerdekaan AS

Elshinta.com, Presiden AS Joe Biden meminta anggota parlemen dari Partai Republik di Kongres untuk m...
Media AS siarkan rekaman suara Trump yang memiliki dokumen rahasia
Selasa, 27 Juni 2023 - 20:45 WIB

Media AS siarkan rekaman suara Trump yang memiliki dokumen rahasia

Elshinta.com, Media Amerika Serikat pada Senin menyiarkan rekaman suara yang memperdengarkan mantan ...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi