Elshinta.com - Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak bertujuan untuk mendukung terciptanya pembangunan di tingkat akar rumput yang inklusif. Demikian dikatakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga dalam acara Pengukuhan Kepemimpinan Perempuan Penggerak Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak, Kamis (18/11).
Menurut Bintang, ketidaksetaraan gender di Indonesia terlihat dari berbagi indeks dan data mulai dari data indeks pembanguanan manusia, indeks pembangunan gender hingga indeks pemberdayaan gender. Dimana kaum perempuan membutuhkan kebijakan program dan mekanisme yang prespektif dan responsif terhadap kebutuhannya.
"Karena perempuan saat ini masih dikategorikan sebagaikan kelompok rentan," ujar Bintang seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Remon Fauzi, Jumat (19/11).
Bintang menambahkan, berdasarkan data pembangunan berbasis gender tahun 2020 ketimpangan gender lebih terasa di desa dibanding di kota.
Bintang juga menjelaskan, perumusan Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigarasi sedang mendorong terwujudnya program desa ramah perempuan dan peduli anak dan dalam program ini mendukung target-target pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak demi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
"Pelatihan kepemimpinan perempuan tahun 2021 diikuti oleh 300 peserta perempuan yang berasal dari lima propinsi dan 10 kabupaten dimana pelatihan ini akan digelar berkesinambungan di 34 provinsi hingga tahun 2024 mendatang," tandasnya.