Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan Kunjungi Delapan Negara Pasifik Termasuk Timor Leste
Elshinta
Jumat, 27 Mei 2022 - 08:46 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan Kunjungi Delapan Negara Pasifik Termasuk Timor Leste
ABC.net.au - Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan Kunjungi Delapan Negara Pasifik Termasuk Timor Leste

Pemerintah China mengukuhkan bahwa Menlu Wang Yi akan mengadakan kunjungan ke beberapa negara Pasifik untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan keamanan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa Menlu Wang Yi akan mengunjungi Kepulauan Solomon, Fiji, Kiribati, Samoa, Tonga, Vanuatu, Papua Nugini dan Timor Leste selama dua pekan ke depan.

Wang Yi juga akan menghadiri pertemuan para menlu kawasan Pasifik ketika dia berada d Fiji, dan ini merupakan kali kedua menlu China tersebut menghadiri pertemuan serupa.

Berita mengenai kemungkinan kunjungan Menlu China tersebut sudah muncul awal bulan Mei ketika sumber-sumber di pemerintahan Kepulauan Solomon mengatakan bahwa China sedang mempersiapkan kunjungan ke negaranya.

Hari Senin ABC juga melaporkan bahwa Wang Yi sedikitnya akan mengunjungi lima negara di kawasan Pasifik.

Namun pengumuman Kementerian Luar Negeri ini memberikan penjelasan lengkap mengenai rencana China.

Wang Wenbin mengatakan kunjungan ini akan "memperkuat rasa saling percaya di bidang politik antara China dengan negara terkait", "mendorong kerja sama di berbagai bidang ke tingkat lebih tinggi", dan "melahirkan babak baru dalam pengembangan hubungan bilateral jangka panjang."

Kunjungan Menlu China ini dipantau seksama oleh para pejabat Australia yang mengkhawatirkan langkah China memperkuat hubungan komersial, strategis dan keamanan dengan negara-negara Pasifik.

Ini terutama berkenaan dengan perjanjian keamanan yang ditandatangani Beijing dengan Kepulauan Solomon bulan lalu.

Harian ekonomi Inggris The Financial Times melaporkan bahwa China juga bermaksud melakukan kerja sama serupa dengan negara-negara Pasifik lainnya termasuk Kiribati.

Pemerintah Kiribati dengan tegas membantah berita tersebut meski salah seorang pejabat pemerintah negara Barat mengatakan kepada ABC bahwa "mungkin saja terjadi".

Menlu Wang Yi juga akan mengunjungi Kiribati namun hanya akan berada di sana selama empat jam karena negara tersebut sedang menerapkan karantina ketat sehubungan dengan pandemi COVID.

"

Salah seorang sumber di pemerintahan negara Pasifik mengatakan kepada ABC terjadi "pembicaraan panjang dan intensif" mengenai kunjungan ke Kiribati, dan negara tersebut hanya setuju menerima kedatangan Wang Yi setelah adanya berbagai tekanan kuat dari China.

"

Dalam pernyataannya, Pemerintah Kiribari menyebut kunjungan ini "menjadi tonggak penting dalam hubungan Kiribati-China" sejak pemulihan hubungan diplomatik di tahun 2019.

Meningkatnya pengaruh di kawasan

Sementara itu media pemerintah China sudah  membuat pemberitaan mengenai lawatan ini sebagai bukti meningkatnya pengaruh China di kawasan Pasifik.

"Kunjungan Wang ke kawasan Pasifik selatan setelah serangkaian kegiatan diplomatik Amerika Serikat di Asia, termasuk KTT dengan pemimpin ASEAN dan kunjungan Presiden AS ke Jepang dan Korea Selatan, yang dimasukkan untuk menangkal pengaruh China," kata tabloid Global Times mengutip pengamat China.

"AS berusaha mengatasi China dengan Strategi Indo-Pasifik, tapi sekarang jejak China ada di mana-mana di kawasan ini dan membuktikan bahwa strategi AS tidak berhasil," katanya.

"Usaha Washington dan Canberra untuk membentuk aliansi regional dengan sasaran China akan berakhir dengan kegagalan," tulis Global Times.

Pengamat dari Lowy Institute Jonathan Pryke mengatakan kunjungan "maraton dan bersejarah" oleh Menlu Wang Yi akan dipantau dengan seksama oleh negara-negara Barat.

"Tidak diragukan lagi bahwa para pengamat di negara Barat khawatir, baik karena meningkatnya keterlibatan China maupun karena mereka juga akan menandatangani sejumlah perjanjian," katanya.

"Namun bagi Menlu China yang sudah banyak bepergian ke berbagai negara, ini hanya akan menjadi kunjungan biasa," katanya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News 

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Populasi India Diprediksi akan Lampaui China, Menjadikannya Negara Terpadat di Dunia 2023
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, populasi India akan melampaui China pada 202...
Terkait Manuver China di Pasifik, Menhan Australia Peringatkan Koalisi AS-Australia Tidak Bisa Tinggal Diam
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan Amerika S...
Kisruh Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Ini Tanggapan Pengelola Dana Kompensasi Korban Boeing
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Senin dan Selasa kemarin (12/07) Bareskrim Polri telah memeriksa mantan pemimpin organisasi filant...
Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Departemen Pertahanan Australia menolak untuk menjelaskan pertemuan kapal perangnya dengan pihak m...
Twitter Gugat Elon Musk, Menuntutnya Bertanggung Jawab Menyelesaikan Perjanjian Akuisisi
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Twitter telah menggugat Elon Musk dengan tuntutan agar bertanggung jawab menyelesaikan akuisisi per...
Presiden Sri Lanka Melarikan Diri Bersama Istrinya ke Maladewa
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah meninggalkan negara itu tak lama setelah pengunjuk ras...
Presiden Jokowi Akhiri Rangkaian Lawatan, Fokus pada Krisis Pangan dan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo mengakhiri perjalanannya ke Ukraina dan Rusia, mendorong pemulihan k...
Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Ketika ayah Ali Mehdi, seorang migran asal Pakistan, meninggal pada tahun 2017, dia mulai mencari ne...
Tiga Orang Tewas dalam Penembakan di Pusat Perbelanjaan di Denmark
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Perdana Menteri Denmark mengatakan penembakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kopenhagen adalah &quo...
Warga Migran Berpikir untuk Meninggalkan Australia Karena Kenaikan Biaya Hidup
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Kenaikan harga kebutuhan di Australia telah membuat para migran berpikir dua kali tentang apakah mas...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi