Masa Lockdown Pandemi di Australia Sebabkan 70% Pelajar Mengalami Masalah Kesehatan Mental
Elshinta
Jumat, 27 Mei 2022 - 08:46 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Masa Lockdown Pandemi di Australia Sebabkan 70% Pelajar Mengalami Masalah Kesehatan Mental
ABC.net.au - Masa Lockdown Pandemi di Australia Sebabkan 70% Pelajar Mengalami Masalah Kesehatan Mental

Sebuah survei nasional di Australia mengungkapkan dampak COVID dan lockdown terhadap pelajar yang kehilangan pengalaman penting secara sosial dan akademik.

Survei terhadap pelajar usia 15-19 tahun ini menemukan lebih dari 70 persen responden mengalami stress psikologis yang tinggi.

Survei melibatkan sekitar 20 ribu pelajar antara April dan Agustus 2021, ketika gelombang varian Delta sedang berkecamuk, menyebabkan lockdown ketat di dua negara bagian yaitu New South Wales dan Victoria.

Laporan survei dari Orygen and Mission Australia ini menemukan bahwa generasi muda di Victoria dan New South Wales yang paling mengalami gangguan mental.

Peneliti Dr Kate Filia menjelaskan hasil survei memang tidaklah mengejutkan.

"Sebagai peneliti kesehatan mental, kami memperkirakan kelompok populasi berbeda akan merasakan dampak lebih buruk dalam situasi berbeda," jelasnya.

Peneliti memperkirakan generasi muda akan mengalami masalah kesehatan mental yang lebih parah, namun mereka terkejut dengan persentasenya yang sangat tinggi.

"

"Lebih dari 70 persen generasi muda melaporkan proses belajar mereka terganggu dan mereka mengalami stress psikologis," katanya.

"

Laporan tersebut merekomendasikan perlunya alokasi anggaran untuk kesehatan mental bagi generasi muda.

Dampak terus berlanjut 

Di minggu keempat tahun ajaran baru di sekolahnya, Millie Collins dihadapkan pada situasi pandemi.

Selain menghadapi tantangan untuk mendapatkan teman baru dan juga mengenal para gurunya, pelajar yang sekarang berusia 16 tahun ini harus menyesuaikan diri dengan belajar dari rumah secara online.

"

"Saya sepenuhnya belajar online, jadi betul-betul mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan guru dan siswa lain," ujarnya.

"

Layanan internet yang terbatas membuat masalahnya lebih sulit bagi Millie Collins yang tinggal di kawasan regional Victoria.

"Saya kadang sedang online dengan teman, atau dengan sekolah, dan kemudian ada gangguan, jadi susah sekali, saya tidak mengalami kemudahan yang dimiliki orang lain," katanya.

Dengan pembelajaran tatap muka yang sudah normal kembali, Millie mengatakan dia sudah tertinggal banyak dalam pelajaran akibat lockdown selama dua tahun sebelumnya.

"Dua tahun adalah masa yang sangat lama. Sekarang dampaknya masih terasa buat saya," katanya.

"Ada begitu banyak pelajaran yang tidak saya dapatkan karena bagaimana pun belajar online memiliki keterbatasannya," ujarnya.

Apa yang dialami Millie juga dirasakan oleh ribuan pelajar lainnya di seluruh Australia.

Perbedaan gender juga berpengaruh

Laporan survei menemukan pelajar transgender atau memiliki gender yang beragam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami dampak negatif COVID terhadap kesehatan mental mereka.

"Bagi generasi muda dari kategori gender beragam yang tidak mendapatkan dukungan sosial dan harus berada di rumah dengan keluarga yang tidak mendukung, mereka mengalami hal lebih parah di bidang kehidupan mereka seperti kesehatan mental, persahabatan atau perumahan," kata Dr Kate Filia.

Dr Filia mengatakan masalah gender berpengaruh terhadap apakah pelajar mau melaporkan masalah yang mereka alami.

"Ini masalah sulit karena pelajar putra cenderung tidak mau melaporkan masalah yang mereka hadapi," katanya.

Meski menghadapi masalah, Milie Collins mengatakan sekarang dia berusaha untuk aktif sebanyak mungkin bergaul dengan teman-temannya, baik di dalam kelas maupun setelah pelajaran selesai.

"Sedih juga kehilangan kesempatan di masa lalu namun kami masih memiliki banyak masa depan," ujarnya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News 

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Populasi India Diprediksi akan Lampaui China, Menjadikannya Negara Terpadat di Dunia 2023
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, populasi India akan melampaui China pada 202...
Terkait Manuver China di Pasifik, Menhan Australia Peringatkan Koalisi AS-Australia Tidak Bisa Tinggal Diam
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan Amerika S...
Kisruh Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Ini Tanggapan Pengelola Dana Kompensasi Korban Boeing
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Senin dan Selasa kemarin (12/07) Bareskrim Polri telah memeriksa mantan pemimpin organisasi filant...
Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Departemen Pertahanan Australia menolak untuk menjelaskan pertemuan kapal perangnya dengan pihak m...
Twitter Gugat Elon Musk, Menuntutnya Bertanggung Jawab Menyelesaikan Perjanjian Akuisisi
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Twitter telah menggugat Elon Musk dengan tuntutan agar bertanggung jawab menyelesaikan akuisisi per...
Presiden Sri Lanka Melarikan Diri Bersama Istrinya ke Maladewa
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah meninggalkan negara itu tak lama setelah pengunjuk ras...
Presiden Jokowi Akhiri Rangkaian Lawatan, Fokus pada Krisis Pangan dan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo mengakhiri perjalanannya ke Ukraina dan Rusia, mendorong pemulihan k...
Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Ketika ayah Ali Mehdi, seorang migran asal Pakistan, meninggal pada tahun 2017, dia mulai mencari ne...
Tiga Orang Tewas dalam Penembakan di Pusat Perbelanjaan di Denmark
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Perdana Menteri Denmark mengatakan penembakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kopenhagen adalah &quo...
Warga Migran Berpikir untuk Meninggalkan Australia Karena Kenaikan Biaya Hidup
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Kenaikan harga kebutuhan di Australia telah membuat para migran berpikir dua kali tentang apakah mas...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

PM Kamboja temui Wang Yi