Isu Ekonomi Bayangi Putaran Pemilu Akhir Australia
Elshinta
Senin, 23 Mei 2022 - 10:01 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Isu Ekonomi Bayangi Putaran Pemilu Akhir Australia
DW.com - Isu Ekonomi Bayangi Putaran Pemilu Akhir Australia

Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan pemimpin oposisi Anthony Albanese menargetkan kursi marginal di empat negara bagian dalam 48 jam terakhir dari masa kampanye selama enam minggu.

Jajak pendapat Ipsos yang diterbitkan oleh Australian Financial Review menunjukkan Partai Buruh mendapat dukungan 53 persen suara melampaui koalisi Liberal-Nasional pimpinan Morrison dengan 47 persen.

Morrison, dalam wawancara singkat dengan media pada Jumat (20/05) pagi, mengatakan dia optimis masih bisa menang.

"Apa yang telah saya lakukan selama tiga tahun terakhir, tidak semua orang setuju dengan saya, dan tidak semua orang menyukai saya, tapi bukan itu intinya. Intinya adalah siapa yang dapat mengelola keuangan negara untuk menjaga tekanan pada kenaikan suku bunga, tekanan biaya hidup?" katanya dalam acara ABC News Breakfast, sebelum berkampanye di Australia Barat.

Sementara itu, Albanese berkampanye dengan mantan Perdana Menteri Julia Gillard di ibu kota Australia Selatan, Adelaide, pada Jumat (20/05) pagi, memperluas jangkauannya dengan mengusung isu kesetaraan gender dan perubahan iklim.

Gillard, perdana menteri wanita pertama Australia, mendesak kaum perempuan untuk memilih Partai Buruh. "Saya sangat yakin ini akan menjadi pemerintahan untuk perempuan," katanya.

Perdebatan mengenai upah pekerja

Pemerintah telah meningkatkan kepercayaannya dalam mendukung ekonomi melalui pandemi COVID-19, merujuk pada data hari Kamis (19/05), yang menunjukkan tingkat pengangguran Australia turun menjadi 3,9% pada April, terendah dalam 48 tahun.

Sementara Partai Buruh mengatakan sektor bisnis telah berjuang keras setelah perbatasan Australia ditutup dan menyoroti data lain yang menunjukkan upah pekerja hanya tumbuh 2,4%, terendah sejak 1998. Albanese ingin meningkatkan upah minimum untuk mengimbangi inflasi 5,1%.

"Tiga tahun lagi dengan pemerintahan yang sama atau ada saya yang ingin menyatukan negara, yang ingin inklusif, ingin mengakhiri perpecahan, ingin mengakhiri perang iklim," kata Albanese.

bh/ha (Reuters)

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Gaia: Proyek Ambisius Eropa untuk Memetakan Bima Sakti
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Jika memikirkan galaksi kita, Bima Sakti, Anda mungkin akan berpikir mengenai bintang-bintang dan pl...
Mengapa Seseorang Percaya Horoskop?
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Anda mungkin merasa memiliki kesamaan dengan ramalan yang Anda dengar atau baca. Hal itu tidak mengh...
Peneliti: Virus Cacar Monyet Bermutasi dengan Cepat
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Virus cacar monyet yang menyebar di Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris bermutasi sangat cepat. Hal ...
Virus Dengue dan Zika Dapat Mengubah  Aroma Tubuh Jadi Digemari Nyamuk
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Virus yang menyebabkan penyakit tropis seperti demam berdarah Denguedan Zika dapat membajak aroma in...
Miniatur Set Istimewa Perkaya Pabrik Mimpi Dunia Perfilman
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Film berjudul The French Dispatch berkisah tentang sebuah koran AS yang punya cabang di Perancis. Fi...

InfodariAnda (IdA)