Ferdinand Marcos Jr Ingin Filipina Hindari "Konflik Bersejarah" dengan China
Elshinta
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:12 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder
Ferdinand Marcos Jr Ingin Filipina Hindari
ABC.net.au - Ferdinand Marcos Jr Ingin Filipina Hindari "Konflik Bersejarah" dengan China

Presiden terpilih Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr mengatakan hubungan negaranya dengan China akan berkembang dan 'semakin lancar', menunjukkan bahwa dia akan meneruskan kebijakan pendahulunya Rodrigo Duterte.

Marcos Junior yang lebih dikenal dengan nama panggilan Bongbong, untuk membedakan dengan ayahnya yang bernama sama, pekan lalu memenangkan pemilihan presiden Filipina dengan suara mayoritas.

Bongbong mengatakan dia sudah mengadakan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping hari Rabu di mana mereka terlibat dalam 'pembicaraan penting',  menyebut pemimpin China mendukung upaya Filipina untuk menjalankan 'kebijakan politik luar negeri yang independen'.

Kedua pemimpin juga sepakat untuk mengadakan pembicaraan lanjutan dalam waktu dekat.

Bongbong yang sekarang berusia 64  mengatakan bahwa Presiden Xi Jinping juga mengakui peran ayahnya ketika menjadi presiden Filipina berjasa membuka hubungan diplomatik kedua negara.

"Langkah ke depan adalah mengembangkan bukan saja hubungan diplomatik, perdagangan, tapi juga budaya, bahkan pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Saya menyampaikan kepadanya (Presiden Xi Jinping), kita tidak bisa membiarkan konflik atau kesulitan yang kita hadapi sekarang menjadi konflik bersejarah."

"

Bongbong dikabarkan berada di Melbourne (Australia) pekan ini untuk membantu anak bungsunya yang mulai kuliah di University of Melbourne.

"

Sejumlah warga asal Filipina di Australia hari Selasa melakukan aksi protes di luar gedung tempat Bongbong diperkirakan sedang menginap.

Seorang juru bicara mengatakan presiden terpilh akan kembali ke Manila hari Kamis.

Hubungan Filipina dan China mengalami ketegangan dalam beberapa tahun belakangan karena klaim Beijing atas wilayah di Laut China Selatan. Juga tindakan Angkatan Laut dan armada kapal ikan China di wilayah yang dipersengketakan.

Dalam pernyataan terpisah oleh Kedutaan China di Manila disebutkan bahwa pembicaraan kedua pemimpin tersebut difokuskan pada masalah bilateral dan pembangunan regional.

"Presiden Xi mengatakan kedua negara harus bisa menguasai kecenderungan umum, menulis cerita besar mengenai persahabatan China-Filipina di era baru, mengikuti cetak biru kerjasama bersahabat kedua negara sehingga hubungan bilateral bisa lebih baik di masa depan," kata pernyataan tersebut.

Bongbong memenangkan pemilihan presiden Filipina dengan mendapatkan 59 persen suara dan akan mulai menjabat di akhir Juni.

Para pengamat sudah memperkirakan bahwa Bongbong akan membina hubungan lebih kuat dengan Beijing tapi disarankan untuk mempertahankan hubungan dekat di bidang pertahanan dengan Amerika Serikat.

Filipina secara tradisional memiliki hubungan kuat dengan Amerika Serikat.

China termasuk negara pertama yang mengucapkan selamat bagi terpilihnya Marcos Junior, yang menjadi orang pertama yang memenangkan Pilpres dengan suara mayoritas sejak tahun 1986, ketika ayahnya digulingkan.

Kurt Campbell, koordinator Indo-Pasifik dalam pemerintahan Amerika Serikat, mengatakan minggu lalu bahwa AS akan melakukan pendekatan segera dengan pemerintahan Marcos namun mengatakan 'pertimbangan sejarah' akan bisa menjadi salah satu tantangan.

Bongbong mengatakan bahwa Presiden Xi Jinping juga menyampaikan keinginan untuk mengadakan pembicaraan pribadi.

"Kami berdua menyambut baik bagi dialog berikutnya," katanya.

"Dia mengatakan bahwa kami berdua harus berbicara langsung tanpa kehadiran yang lain," tambahnya.

Reuters

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Baca Juga
 
Populasi India Diprediksi akan Lampaui China, Menjadikannya Negara Terpadat di Dunia 2023
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, populasi India akan melampaui China pada 202...
Terkait Manuver China di Pasifik, Menhan Australia Peringatkan Koalisi AS-Australia Tidak Bisa Tinggal Diam
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan Amerika S...
Kisruh Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Ini Tanggapan Pengelola Dana Kompensasi Korban Boeing
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Senin dan Selasa kemarin (12/07) Bareskrim Polri telah memeriksa mantan pemimpin organisasi filant...
Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Departemen Pertahanan Australia menolak untuk menjelaskan pertemuan kapal perangnya dengan pihak m...
Twitter Gugat Elon Musk, Menuntutnya Bertanggung Jawab Menyelesaikan Perjanjian Akuisisi
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Twitter telah menggugat Elon Musk dengan tuntutan agar bertanggung jawab menyelesaikan akuisisi per...
Presiden Sri Lanka Melarikan Diri Bersama Istrinya ke Maladewa
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:09 WIB
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah meninggalkan negara itu tak lama setelah pengunjuk ras...
Presiden Jokowi Akhiri Rangkaian Lawatan, Fokus pada Krisis Pangan dan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo mengakhiri perjalanannya ke Ukraina dan Rusia, mendorong pemulihan k...
Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Ketika ayah Ali Mehdi, seorang migran asal Pakistan, meninggal pada tahun 2017, dia mulai mencari ne...
Tiga Orang Tewas dalam Penembakan di Pusat Perbelanjaan di Denmark
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Perdana Menteri Denmark mengatakan penembakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kopenhagen adalah &quo...
Warga Migran Berpikir untuk Meninggalkan Australia Karena Kenaikan Biaya Hidup
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:02 WIB
Kenaikan harga kebutuhan di Australia telah membuat para migran berpikir dua kali tentang apakah mas...

InfodariAnda (IdA)

Elshinta
CGTN INDONESIA

Hari Raya Ceng Beng